Asa Baru VII Sweden Family
Tahun ajaran baru identik dengan sesuatu yang baru; buku, sepatu, tas, dan pernak-pernik sekolah lainnya yang baru. Nuansa baru untuk memberi semangat baru itu tujuannya. Apakah kelas yang anak-anak tempati juga kelas yang baru dibangun? Tentunya bukan seperti itu pemaknaan baru di sini. Nuansa baru di kelas yang sudah dibangun bertahun lamanya coba didesain di sini. Tentunya sang desainer interior itu bernama wali kelas. Selangkah demi selangkah proses menciptakan kelas yang indah ditapaki wali kelas bersama anggota kelasnya yang baru juga.
VII Sweden itu Rumah Kedua Kami
Laiknya rumah yang ada kepala keluarga dan anggota keluarga, begitu pula dengan rumah ke dua kami ini. Kami pun akan memilih ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris kelas, bendahara kelas, pengaman kelas, dan kebersihan kelas. Struktur kelas lebih ringkasnya. Mengedepankan sistem demokrasi dengan vote suara terbanyak lah yang kami gunakan pada hari itu. Tujuannya supaya mereka bisa menghargai pilihan mereka. Terpilihlah sambung tangan saya jika saya tidak di kelas. Kesepakatan perdana telah saya capai dengan tim sukses saya selama setahun ke depan.
Selanjutnya, kami mendiskusikan aturan-aturan kelas. Mengandung banyak harapan ketika kami mendiskusikan hal tersebut; menciptakan kelas nyaman dan tenang menjadi tujuan kami. Banyak hal yang kami sepakati, di antaranya menjaga kebersihan kelas, mematuhi jadwal piket yang telah disepakati, tidak merusak fasilitas sekolah, datang ke sekolah tepat waktu, tidak rasis, tidak mengejek nama orang lain, tidak mencuri, tidak saling mengganggu, tidak mencontek (mengamalkan budaya sekolah), tidak ribut ketika ada guru, senyum terhadap sesama, wajib membawa botol minum, mematikan lampu dan kipas angin jika kelas kosong, dan beberapa kesepakatan lainnya.
Beralih ke musyawarah tentang jadwal piket dan aturan teknis dalam menjaga kebersihan kelas. Catatan-catatan kecil yang harus kami lakukan menjadi bahan diskusi kami juga. Di sini memang para anggota kelas bernuansa baru ini harus beradaptasi dengan teknis piket karena sedikit berbeda dengan masa mereka di sekolah sebelumnya, yaitu pemberlakuan piket. Jika jadwal yang dicantumkan untuk Senin, maka yang piket harus membersihkan kelas pada hari Jumat sore ketika sekolah bubar. Untuk yang piket pada Selasa, maka diharuskan piket pada Senin siang, dan begitu seterusnya. Tentu mereka mempertanyakan alasan penetapan seperti itu karena mereka sedikit kebingungan, tapi perubahan tetap tidak bisa diubah supaya mereka tidak perlu membersihkan kelas di pagi hari. Akan sangat tidak indah rasanya jika melihat mereka sudah wangi dari rumah, tapi masih harus berkeringat di sekolah pada pagi harinya.
Buah Pikir VII Sweden
Goresan tangan Hilal selaku sekretaris terpilih di kelas VII Sweden menjadi awal mula diskusi kami dalam menentukan desain kelas. Desain kelas berbau keunikan-negara Sweden menjadi pilihan kami. Nuansa kuning dan biru yang menjadi corak bendera negara tersebut mendominasi ruangan. Disambut dengan tulisan Welcome to VII Sweden Class menjadi kata sambutan pertama di pintu masuk kelas kami, juga bendera kebangsaan yang dibuat dari potongan kertas origami dan spectra yang dipotong sedemikian rupa, sehingga serupa dengan rancangan yang telah kami diskusikan. Melangkahkan kaki ke dalam kelas, kita juga bisa melihat gambar keluarga kecil kelas VII Sweden yang ditempel di dinding sebelah kanan. Harapannya, kami akan menjadi keluarga yang solid selama setahun ke depan. Kami akan berdiri berdampingan sebagaimana garis lengkung yang tidak terputus di gambar kertas ini.
Memasuki kelas ini juga akan terlihat aturan kelas yang ditulis tangan, budaya sekolah yang mengedepankan 4S 3NO yang berupa Salam, Senyum, Sapa, dan Sopan. Juga, No Cheating, No Littering, No Bullying, dan No Smoking. Fakta-fakta unik tentang Sweden juga menghiasi dinding kelas Sweden.
Hal yang tak kalah penting untuk mengapresiasi karya anggota kelas, kami memilih satu sudut untuk menempelkan karya. Ada 3 lembar kertas spectra, di mana masing-masing kertas dibuat menjadi social corner, science corner, dan bahasa corner. Sudut tersebut kami namai dengan Knowledge Corner. Selain itu, ada juga reading corner untuk meciptakan tempat nyaman untuk membaca. Sudut baca ini juga ada rak buku yang berisi beberapa buku. Pastinya supaya kelas kami selalu update, kami juga membuat information board, sehingga jika ada informasi terkait program sekolah atau hal lainnya, kami bisa baca kembali di sudut informasi.
Kreativitas para guru sangat diuji pada awal tahun ajaran baru, apalagi jika mengajar pada tingkat pertama, di mana siswa yang menempati kelas tersebut adalah siswa-siswa yang baru bergabung. Tantangannya agak sedikit berbeda dengan siswa yang sudah lebih dulu bergabung, misalnya siswa kelas 8 dan 9. Mereka sudah saling mengenal pada tingkat sebelumnya, sedangkan siswa kelas 7 masih adaptasi untuk segalanya, baik dengan guru, kawan, dan sekolah yang baru. Terlepas dari itu semua, seyogyanya seorang guru itu pasti mampu untuk melakukan gebrakan-gebrakan baru yang tanpa mereka sadari sebelumnya mereka itu mampu. Semangat para pendidik hebat!
By : Siti Sarayulis, S.I.Kom., M.A. (Guru B. Indonesia SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe)