Belajar Fungsi Pemerintahan dan Teks Negosiasi di DPRK Lhokseumawe
Pada hakikatnya, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan (Moh. Surya, 1981:32). Belajar tak melulu dilaksanakan di sekolah. Proses menimba ilmu dapat dilaksanakan di mana pun dan kapan pun. Salah satu kegiatan belajar yang rutin dan wajib dilaksanakan di Sekolah Sukma Bangsa, yakni kegiatan class visit. Di kegiatan ini, guru dan siswa mengunjungi kantor, lembaga, atau instansi tertentu yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
Class visit kali ini merupakan kolaborasi mata pelajaran bahasa Indonesia dan PPKn pada materi “Teks Negosiasi dan Fungsi Pemerintahan”. Pelajaran bahasa Indonesia diampu oleh saya, Suci Aulia Zahman dan Riska Pristiani di pelajaran PPKn. Agar belajar semakin berkesan dan mendalam, kami memutuskan untuk melakukan class visit ke Kantor DPRK Lhokseumawe. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, siswa diharapkan dapat memahami fungsi DPRK dalam pemerintahan dan mengenal lebih dalam proses negosiasi yang pernah berlangsung. Siswa juga diharapkan dapat menuliskan proses negosiasi yang ditemukan di sana dalam bentuk teks negosiasi.
Kunjungan kami ke Kantor DPRK dilaksanakan pada hari Selasa (6/9/2022) bersama 88 siswa dari kelas X IPA dan X IPS. Sesampai di sana, kami disambut oleh Bapak Alfi Syahril, S.E. dari bagian hukum dan humas dan diarahkan menuju lantai 3 ke ruang rapat paripurna. Masuk dan duduk di ruang tersebut merupakan hal yang sangat baru bagi kami guru (Bu Cici dan Bu Riska) dan seluruh siswa. Sebuah kesempatan berharga bisa melihat langsung salah satu ruangan yang digunakan untuk mendiskusikan banyak hal terkait pemerintahan. Hari itu, Bapak Drs. Tgk. H. Hamzah. M. Ali yang merupakan anggota dewan Komisi D, juga ikut memberikan materi.
Kegiatan dimulai dengan kata sambutan oleh Bapak Alfi. Kemudian, Pak Alfi mulai menjelaskan struktur atau bagian kerja di DPRK serta fungsi dan tugasnya. Bapak Hamzah juga memberikan materi untuk siswa dan bercerita tentang beberapa proses negosiasi yang pernah dilakukan di Kantor DPRK Lhokseumawe. Setelah penyampaian materi selesai, sesi tanya-jawab pun dimulai. Pada sesi ini, ada 9 siswa yang memberikan pertanyaan. Sesi ini juga merupakan sesi terseru dari keseluruhan kegiatan. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan siswa sangat kritis dan sesi ini berjalan dengan sangat komunikatif.
Dari semua pertanyan yang diberikan siswa, pertanyaan dari Zacky dan Asya merupakan pertanyaan yang paling menarik menurut saya dan Bu Riska. Asya bertanya tentang adakah proses negosiasi yang belum terselesaikan atau bahkan belum ada solusi yang mampu diberikan. Sedangkan Zacky, bertanya terkait kenaikan BBM yang sedang menjadi topik hangat di minggu ini. Zacky memberikan pertanyaan pada Bapak Hamzah terkait tanggapan beliau selaku anggota dewan tentang kenaikan BBM. Antusias siswa semakin terlihat saat Zacky memberikan pertanyaan itu. Seluruh siswa bertepuk-tangan di akhir pertanyaan Zacky. Kedua pertanyaan tersebut dijawab dengan sangat baik dan jelas oleh Bapak Alfi dan Bapak Hamzah. Sesi diskusi berjalan dengan sangat apik. Kegiatan kami diakhiri dengan foto bersama dan berkeliling ke beberapa ruangan penting di Gedung DPRK Lhokseumawe.
Banyak sekali informasi dan pengetahuan baru yang kami peroleh pada kunjungan kali ini. Mulai dari kinerja DPRK, struktur organisasinya, serta bagaimana DPRK Lhokseumawe menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat. Di perjalanan kembali ke sekolah, seorang siswa membahas kembali salah satu cerita yang juga sangat berkesan yang disampaikan oleh Pak Alfi tentang keluhan masyarakat terkait gaji yang belum dibayarkan. Walaupun masalah tersebut telah terselesaikan, namun ada makna hebat yang dapat dipetik oleh kami guru dan seluruh siswa dari cerita tersebut. Siswa tersebut secara spontan berkata pada saya, “Ternyata sesusah itu ya Bu mencari nafkah dan sepertinya banyak sekali rintangannya.” Dari pernyataan siswa tersebut saya pun menegaskan kembali jika hal itu sangat benar dan memberikan beberapa motivasi kepada siswa tersebut. Tak hanya siswa, kami guru pun belajar dan mendapatkan banyak pengalaman dan informasi baru melalui kunjungan class visit ini. Setelah mendengarkan cerita dan pengalaman Pak Alfi serta Pak Hamzah, tenyata banyak sekali proses negosiasi dan masalah yang diselesaikan di DPRK Lhokseumawe. DPRK juga menjadi tempat masyarakat berkeluh kesah dan tempat untuk menyampaikan aspirasi. Kegiatan class visit juga memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Pada pelajaran PPKn sebagai hasil kunjungan, siswa diminta untuk menyimpulkan bagaimana peran DPRK dalam menyelesaikan kasus yang terjadi. Sedangkan pada pelajaran bahasa Indonesia, siswa menuliskan rangkaian negosiasi yang telah dilaksanakan di DPRK Lhokseumawe ke dalam teks negosiasi. Belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dan melihat secara lansung prosesnya akan menjadi lebih bermakna dan melekat di ingatan siswa.
By : Suci Aulia Zahman, S. Pd, M.A. & Riska Pristiani, S. Sosio. (Guru SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe)