
Belajar Membuat Garam
School visit adalah proses pembelajaran yang dilakukan di luar sekolah atau di tempat tertentu. Dengan kegiaan school visit ini diharapkan siswa-siswi dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar, serta mampu mengembangkan keterampilan dan minat terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas.

Pada Senin, 24 Februari 2025, seluruh siswa-siswi kelas V SDS Sukma Bangsa Lhokseumawe melaksanakan kegiatan School Visit ke pabrik pengolahan garam. Pabrik ini yang berlokasi di kampung Buluka Teubai, Krueng Geukuh. Seluruh siswa kelas V yang berpartisipasi di kegiatan school visit ini terdiri dari 3 kelas yaitu V Babul Huda berjumlah 25 siswa, V Nabawi 25 siswa, dan V Al-Masyar juga berjumlah 25 siswa dengan total kesuluruhannya adalah 75 siswa. School Visit ini merupakan kolaborasi tiga (3) mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia dengan materi teks prosedur, IPA dengan materi perubahan wujud, dan SBdP dengan materi melukis menggunakan garam atau yang sering disebut dengan salt painting.

Pak Isa, pemilik pabrik garam tersebut, menjelaskan bahwa pabrik pengolahan garam ini adalah miliknya pribadi yang telah dijalani selama sekitar 20 tahun. Sejak kecil, ia telah mengembangkan keterampilan ini dan sangat memahami cara membuat garam. Pak Isa kemudian menjelaskan proses pembuatan garam, dan memita siswa untuk mencatat bagian-bagian yang penting dalam proses pembuatan garam tersebut, yaitu pertama air laut ditarik dengan mesin pompa, lalu ditampung di tunel pertama dan dibiarkan selama kurang lebih 10 hari sampai air menyurut. Setelah 10 hari, air dipindahkan ke tunel ke 2 dan didiamkan selama 7-10 hari sampai terlihatnya kristal-kristal, kemudian kristal dipindahkan ke wadah penampungan. Kristal garam tersebut dimasak menggunakan air laut biasa selama 4 jam sampai air tersebut kering dan membentuk kristal-kristal kecil dan sedikit kasar. Dan terakhir garam sudah selesai dan siap untuk dikonsumsi.

Total keseluruhan untuk proses pembuatan garam adalah 20 hari dan 4 jam, begitulah yang disampikan pak Isa kepada siswa. Selanjutnya seluruh siswa diajak berkeliling oleh pak Isa untuk melihat proses di tunel pertama, tunel kedua, wadah pengendapan kristal, serta tempat di mana kristal tersebut dimasak untuk menjadikannya garam yang siap dikonsumsi. Proses belajar mengajar kali ini ditutup dengan ucapan terimakasih dari seluruh guru dan siswa, serta penyerahan cenderamata dan foto bersama pengurus pabrik garam tersebut.
Penulis: Cut Dinda Gestri Febrina, S.Pd., M.A. (Guru Kelas SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)
Tag:#classvisit



