Gerakan Sosial Dari Edi Fadhil: Modalnya Kepercayaaan

Selalu merasa belum melakukan apa-apa, ketika mendengar cerita dari Bang Edi Fadhil. Hari ini, berkesempatan untuk belajar dari orang yang—mungkin saja—lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Jika melihat riwayat panggilan di telponnya, dugaan saya, lebih banyak diskusi tentang membantu orang lain.

Yang membahagiakan buat kami Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, ketika bang Edi mau datang ke sekolah dan berbagi inspirasi kepada anak-anak yang 10 atau 20 tahun ke depan akan memimpin bangsa ini.

Setelah subuh langsung berangkat dari Banda Aceh, tiba di Lhokseumawe siang hari dan langsung memberi khutbah, setelah itu berlangsung cukup lama sesi dialog dua arah. Semakin menjelang sore, diskusi semakin alot, anak yang tergabung di OSIS SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe semakin larut dan terhipnotis untuk bertanya ini itu.

Harapan kami sederhana saja, akan lahir Edi Fadhil yang lain dari Sekolah Sukma Bangsa, dengan cara mereka masing-masing. Sejalan dengan nilai yang kami pegang teguh di Sukma Bangsa, yaitu Kemanusian, maka kegiatan-kegiatan yang sifatnya peduli pada yang lemah, bisa terus tumbuh dan bersemi di sanubaru anak-anak.

Saya menyimak, duduk di belakang, dan salah satu pertanyaan yang muncul dari anak-anak, “Bagaimana cara Pak Edi membuat orang lain percaya pada Pak Edi, sehingga mereka mau menyumbang?” lebih kurang begitu pertanyaannya.

Pertanyaan itu mengingatkan saya pada bagaimana saat ini, ada ketidakpercayaan masyarakat pada eksekutif dan legislatif. Dan ketidakpercayaan itu, adalah sumber dari segala masalah, dari segala kemunduran. Saya tidak perlu memberi teori kepada anak-anak bagaimana caranya bisa dipercaya oleh orang lain, cukup dengan mendatangkan seorang yang jujur ke sekolah, dari situ anak-anak mendapat contoh teladan.

Kita berada di perahu yang sama, Bang Edi. Kejujuran adalah harga mati di Sekolah Sukma Bangsa. Selalu datang ke Sukma Bangsa, saweu-saweu kami di sekolah.

Penulis: Zubir (Direktur Sekolah Sukma bangsa Lhokseumawe)