Kebersamaan Tim Non SDK Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe
Non SDK adalah salah satu tim yang menjadi bagian dari keluarga besar Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe yang ikut mendukung jalannya beragam aktivitas yang berlangsung di sekolah. Non SDK berperan di beberapa bagian, seperti (1) membersihkan dan menjaga lingkungan sekolah; (2) menjaga kebersihan dan keindahan taman di lingkungan sekolah; (3) merawat dan memperbaiki fasilitias fisik di lingkungan sekolah; (4) menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah; (5) merawat dan mengemudikan mobil operasional sekolah; (6) memastikan kesehatan dan memberikan pertolongan pertama kepada warga sekolah sebelum dirujuk ke unit pelayanan kesehatan terdekat; dan (7) menyediakan makanan yang sehat bagi warga sekolah. Oleh karena itu, peran Non SDK tidak kalah penting dari guru yang mengajar siswa. Non SDK turut memberikan kontribusi yang besar dalam melancarkan kegiatan belajar mengajar di Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe.
Setiap dari Non SDK sehari-harinya disibukkan dengan rutinitas di bagian pekerjaan masing-masing. Kesibukan ini membuat waktu untuk menjalin kebersamaan menjadi terbatas, oleh karena itu kegiatan team building penting untuk dilakukan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kekompakan di antara tim Non SDK, sehingga kohesivitas tim juga semakin baik. Tim yang kohesif dapat memudahkan sebuah tim dalam mencapai tujuan bersama karena anggota tim sudah memiliki kenyamanan satu sama lain, saling percaya dan dapat bekerjasama dengan mudah. Kegiatan team building diadakan pada Sabtu, 17 September 2022. Kegiatan diikuti oleh tim Non SDK dan juga manajemen Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe. Kegiatan di mulai pukul 08.00 sampai 13.00 WIB yang diisi oleh kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan juga bermakna untuk seluruh anggota tim. Kegiatan yang menyenangkan dapat menciptakan situasi yang saling terhubung satu sama lain, mulai dari tahap persiapan sampai selesai.
Kegiatan team building ini diisi oleh ragam kegiatan utama, seperti (1) menulis “surat cinta”; (2) permainan kolaboratif; dan (3) refleksi kegiatan. Seluruh anggota tim berkontribusi dari tahap persiapan sampai selesai. Seluruh tim berkumpul terlebih dahulu di sekolah sebelum akhirnya berangkat bersama ke lokasi. Seluruh tim saling bekerjasama mulai dari memasukkan barang yang perlu di bawa ke transportasi yang ada sampai menata barang bawaan di lokasi yang dituju. Konsep team building kali ini adalah piknik di alam terbuka. Tempat yang dipilih adalah tempat yang memiliki banyak pepohonan yang rindang dan juga dilengkapi dengan keindahan laut biru. Suara deburan ombak dan angin yang sejuk pun menambah kenyamanan kami semua. Sungguh tempat yang sangat cocok untuk mengukir kenangan indah bersama.
Setelah seluruh barang bawaan tersusun rapi, peserta pun duduk melingkar dan bersiap untuk memulai kegiatan. Tak lupa panjatan doa kami lantunkan untuk mengharapkan keberkahan dari kegiatan ini. Selesai berdoa, kami memulai kegiatan dengan sesi menulis “surat cinta”. Mendengar hal itu, semuanya langsung bersorak penuh semangat. Surat cinta yang dituliskan berisi kalimat positif yang dapat menjadi afirmasi positif bagi peserta yang membacanya. Hal yang ditulis dapat berupa ucapan terima kasih, doa dan momen-momen bermakna yang sudah dilewati bersama. Setiap orang dapat menuliskan surat cinta ke siapapun yang hadir di kegiatan itu. Setiap dari mereka menulis minimal untuk lima orang, namun diperbolehkan juga jika mereka ingin menulis untuk lebih dari lima orang. Terlihat seluruh peserta sangat fokus menuliskan surat cinta mereka sampai yang terdengar hanya deburan ombak saja.
Menit demi menit pun berlalu, sampai akhirnya satu per satu peserta bangkit dari tempat duduknya menuju amplop surat yang sudah disediakan. Peserta mulai memasukkan surat mereka ke dalam amplop sesuai dengan nama masing-masing peserta. Terlihat semuanya bergantian memasukkan surat sampai ada amplop yang sudah terisi penuh dengan surat dari rekan-rekannya. Ditengah sesi ini, sampailah satu peserta lain yang baru selesai menjalankan tugasnya dalam menjaga keamanan sekolah. Kehadirannya pun disambut baik oleh seluruh tim. Sungguh terlihat kalau peserta ini tidak ingin melewatkan kegiatan meskipun baru selesai bertugas. Sambil menunggu seluruh peserta selesai menulis, peserta lainnya menunggu sambil menyantap kue dan minuman yang sudah dipersiapkan.
Sesi menulis surat cinta pun selesai dan dilanjutkan dengan bermain permainan yang dapat membangun kolaborasi di antara tim. Terdapat tiga permainan yang dimainkan, yaitu permainan terpal berlubang, estafet bola pipet dan estafet bola pingpong. Setiap permainan ini dibentuk menjadi empat kelompok yang berbeda-beda di setiap permainannya. Hal ini dilakukan agar setiap peserta dapat berkolaborasi dengan setiap peserta yang mengikuti kegiatan. Setiap permainan dibagi menjadi babak penyisihan dan babak final untuk menambah keseruan, sehingga nantinya akan terdapat juara satu dan juara dua untuk setiap permainannya. Panitia pun tidak lupa menyiapkan hadiah hiburan untuk menambah semangat peserta dalam berkompetisi.
Permainan pertama adalah terpal berlubang. Setiap kelompok diberikan misi untuk membawa bola yang sudah disediakan ke keranjang di garis finish dengan terpal yang berlubang di beberapa bagiannya. Jika sudah di garis finish, peserta harus memasukkan bola yang dibawa melalui celah yang ada ke keranjang tanpa terjatuh. Terpal yang berlubang diibaratkan seperti sebuah kesulitan yang menjadi penghambat keberhasilan, sementara bola adalah tujuan yang sedang di usahakan oleh tim. Selama permainan berlangsung, seluruh anggota kelompok harus bekerjasama agar bola yang dibawa tidak jatuh melalui celah yang ada. Selama permainan berlangsung, terlihat masing-masing kelompok menyusun strategi terbaiknya untuk memenangkan permainan ini. Ada kelompok yang salah satu anggotanya tidak sanggup berlari, sehingga peserta itu bertugas untuk meletakkan bola di atas terpal sebelum di bawa oleh tim yang bermain. Disini terlihat bahwa anggota kelompok dapat memaklumi kondisi rekan yang tidak dapat ikut berlari bersama namun tetap memaksimalkan peran yang dapat diberikan.
Permainan kedua adalah estafet bola menggunakan pipet. Setiap peserta diberikan misi untuk mengestafetkan bola menggunakan pipet yang memiliki gagang kecil sebagai alat untuk menampung bola. Kelompok yang lebih dulu mengestafetkan semua bola yang disediakan akan memenangkan permainan. Terdapat kejadian menarik saat permainan ini berlangsung. Bola yang seharusnya digunakan adalah bola plastik dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran bola pingpong. Bola plastik akhirnya diganti dengan bola pingpong karena kondisi angin yang membuat bola terjatuh. Hampir saja permainan kedua ini dibatalkan, namun peserta berinisiatif dengan mengajukan pergantian bola plastik dengan bola pingpong yang ukurannya lebih kecil. Hal ini peserta sadari saat mereka melakukan percobaan sendiri untuk mencari strategi agar bola dapat diestafetkan dengan baik. Disini terlihat bahwa peserta sangat semangat untuk tetap melanjutkan permainan dengan plan B yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh saya. Kejadian ini erat kaitannya dengan kondisi sehari-hari, dimana ada saja rencana yang tidak dapat terjalankan sesuai dengan perencanaan awal. Berkat inisitaif dan kerjasama tim, tujuan tetap dapat dicapai dengan cara yang berbeda.
Tibalah di permainan terakhir, yaitu estafet bola pingpong menggunakan gelas plastik. Setiap peserta diberikan gelas plastik yang harus diikat di kepala masing-masing. Setiap kelompok harus mengestafetkan bola pingpong melalui gelas ke garis finish tanpa boleh terjatuh. Kelompok yang pertama kali menyelesaikan permainan akan menjadi juaranya. Permainan ini membutuhkan kerjasama dan komunikasi yang baik saat mengestafetkan bola. Hal ini diperlukan agar bola yang dibawa tidak terjatuh. Selama permainan, terlihat setiap kelompok sangat kompetitif untuk menjadi yang tercepat. Hal ini membuat peserta hanya mengandalkan kecepatan namun tidak memikirkan efektivitasnya dalam membawa bola. Sampai terdapat peserta yang bersorak dan mengambil peran sambil berkata “pelan-pelan aja, nikmati permainannya”. Hal ini erat kaitannya dengan kondisi sehari-hari yang kita alami. Suatu pekerjaan harus dikerjakan dengan santai tapi pasti. Kecepatan bukan menjadi satu-satunya tolak ukur keberhasilan. Efektivitas dalam pengerjaan pekerjaan juga harus menjadi perhatian.
Akhirnya seluruh permainan selesai dimainkan dan dilanjutkan dengan sesi refleksi. Surat cinta yang tadinya ditulis oleh masing-masing peserta mulai diambil oleh setiap peserta untuk dibacakan. Setiap peserta membacakan isi surat yang diterima dan didengarkan oleh seluruh peserta lain. Terlihat raut wajah bahagia saat membacakan surat yang diterima. Surat yang diterima diisi oleh beragam ucapan terima kasih, deskripsi positif yang menggambarkan rekan kerja dan curahan doa baik untuk masing-masing peserta. Setelah sesi ini selesai, selanjutnya dilanjutkan dengan sesi refleksi kegiatan. Peserta memberikan komentarnya terhadap kegiatan yang sudah berlangsung. Seluruh peserta menyampaikan bahwa senang berada di kegiatan ini. Berikut beberapa contoh dari komentar teman-teman:
“Saya sangat senang dengan kegiatan ini, meskipun ada yang tidak menjadi juara namun yang terpenting disini adalah kebersamaannya”.
“Acara hari ini sungguh menyenangkan. Acara seperti ini mempererat kekompakan diantara Non SDK. Hari ini kita semua sudah berkumpul dan hari selanjutnya mari kita semua mendukung Pak Boy dalam mencapai semua tujuan bersama yang ingin dicapai”.
“Acara ini menambah kesenangan diantara kita semua. Kita biasanya bekerja lelah di sekolah, kadang-kadang capek. Jadi, dengan adanya acara ini membuat kita merasa senang. Kalau bisa acara ini bisa dilakukan setiap bulan. Jadi ketika ada kawan kita yang terkadang kurang menyenangkan, disini kita bisa ketawa bersama”.
“Semoga acara ini dapat mengikat tali silaturahmi kita semua. Semoga kita semakin kompak dan ikhlas dalam bekerja. Apa yang kita bawa pulang ke rumah bisa berkah”.
“Semoga semua dari kita selalu bisa menghadiri kegiatan seperti ini agar kita bisa saling silaturahmi. Kalau ada gesekan-gesekan di lapangan, kita bisa memperbaikinya di kegiatan seperti ini. Gesekan-gesekan di lapangan biasa terjadi, oleh karena itu kegiatan ini dapat menciptakan kekompakan diantara kita semua. Tetap jaga kekompakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Sesi refleksi pun selesai dan dilanjutkan dengan sesi pembagian hadiah dan foto bersama. Semua peserta pun menikmati makan siang bersama dibawah rindangnya pohon dan ditemani oleh deburan suara ombak. Selesai makan siang, semuanya berkemas dan memastikan tempat kegiatan bebas dari sampah. Masing-masing peserta membawa barang bawaan dan bergerak untuk pulang. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat untuk seluruh peserta yang mengikuti kegiatan. Harapannya semuanya dapat sejenak keluar dari rutinitas dan mengukir kebersamaan diluar dari rutinitas yang biasa dilakukan.
By : Aulia Denisa Putri, S.Psi. (Konselor Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe)