Kolaborasi Guru dan Orangtua di Masa Pandemi
Saat ini dunia dihebohkan dengan Virus Corona atau Covid-19. Virus yang awalnya mewabah di Cina, berlanjut ke beberapa negara tetangga hingga akhirnya singgah di Indonesia. Dampak dari virus ini sangatlah besar, semua lapisan masyarakat resah. Baik dari kalangan tinggi, menengah, terlebih yang di bawah. Tak terkecuali bidang pendidikan yang mulai mengkhawatirkan kondisi sekolah ke depan. Sekolah yang harus ditutup sebagai bagian dari isolasi diri, nyatanya tak dapat dijalankan sampai batas waktu yang belum diketahui. Bukan tanpa alasan, hal ini membuat guru menjadi cemas, khawatir, dan takut bagaimana nasib para siswa ke depan.
Hitungan hari, rasa khawatir akan penutupan sekolah tergantikan dengan rasa cemas karena memikirkan nasib pendidikan. Penutupan sekolah dalam jangka waktu panjang akan berdampak buruk terhadap perkembangan siswa. Meskipun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kian digalakkkan, namun tetap saja hal ini terkendala bagi beberapa kalangan.
PJJ di awal masa pandemi diterapkan secara daring dimana siswa melakukan pembelajaran menggunakan platform digital yang saat ini tersedia secara melimpah, namun hal ini tak berarti pembelajaran terlaksana dengan mulus. PJJ daring dalam pelaksanaannya terkendala dalam beberapa hal. Bagi guru, PJJ terkendala dengan sebab kurangnya kapasitas dalam mengelolanya yang selama ini sangat jarang digunakan. Sementara bagi siswa, hambatan PJJ juga tak sedikit, mulai dari tidak tersedianya fasilitas penunjang PJJ yang memadai, hingga tidak adaptifnya siswa dalam penerapan PJJ sendiri.
Penulis : Rahmatul Hayati, S.Pd (Guru SD Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe)
*Artikel ini sudah dimuat di acehtrend.com, tanggal 12/10/2020