Kolaborasi Guru, Siswa, dan Orang Tua dalam Kegiatan Happy Family
Tripusat pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara adalah tiga komponen pendidikan yang harus ada mengelilingi siswa. Tiga komponen itu adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jika ketiga komponen itu melingkupi dan mendukung perkembangan siswa dengan baik, pendidikan yang ditempa siswa pun akan menjadi cakap dan maju.
Untuk memaksimalkan dan mengimplementasikan hal itu, SD Sukma Bangsa Lhokseumawe pun mengajak siswa dan wali siswa untuk mengikuti kegiatan happy family. Kegiatan happy family kali ini khusus diadakan untuk siswa kelas V Ibnu Katsir dan V Ibnu Khaldun. Kegiatan dilakasanakan di Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe pada Sabtu, 27 Mei 2023.
Kegiatan dimulai dengan sambutan oleh Cut Fitri Yana selaku Kepala Sekolah SD Sukma Bangsa Lhokseumawe. Beliau menegaskan bahwa siswa dan wali siswa harus mengekspresikan diri dengan baik.
“Tidak ada jaim-jaim hari ini ya, Ayah Bunda. Kita semuanya sama, hanya sebagai orang tua siswa,” tegas Cut.
Untuk lebih mengakrabkan diri antara guru dan wali siswa, Cut memperkenalkan kembali seluruh guru yang mengajar di kelas V. Hal ini dilakukan agar wali siswa tahu betul yang mana guru anandanya. Selanjutnya, ada juga kegiatan untuk mengakrabkan sesama wali siswa. Kegiatan itu diwujudkan dalam permainan Bingo.
Matahari bersinar begitu terik. Sesi foto bersama pun dilakukan di depan lobi sekolah. Untuk mencairkan suasana, seluruh siswa maju ke depan halaman lapangan bendera untuk melakukan senam. Kali ini, siswa adalah instruktur senam. Kegiatan senam pagi pun diikuti oleh semua guru dan wali siswa.
Tak berselang lama, kegiatan having fun pun dilanjutkan. Ada game Kereta Api Hantu, Spidol Melayang, dan Tebak Gaya yang akan diikuti oleh siswa dan wali siswa. Dalam kegiatan itu, keakraban dan kekompakan antara siswa dan wali siswa terus diuji. Sesekali terdengar cekikikan antara siswa dan wali siswa laki-laki saat permainan Kereta Api Hantu dijalankan. Mereka berdiri dalam barisan dengan mata yang ditutupi kain. Hanya seorang siswa paling belakang yang dapat membuka mata dan mengarahkan kelompoknya dengan tangan yang memegang pundak teman di depan. Arahan itu langsung menjalar hingga wali siswa yang berada di barisan paling depan. Beliau akan mengambil bola sesuai warna yang ditentukan. Para siswa dan wali siswa perempuan pun menyemangati jagoan mereka. Suasana menjadi memanas sepanas cuaca di hari itu.
Berbanding terbalik dengan kegiatan sebelumnya, game Spidol Melayang diikuti oleh siswa dan wali siswa perempuan. Sebuah spidol diikat dengan berbagai tali. Tali itu dipegang oleh tiap anggota kelompok. Mereka akan menuliskan kata “Sukma”. Pemenang pun ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan tulisan.
Terakhir, wali siswa perempuan akan bertanding mengikuti game Tebak Gaya. Setelah memilih kata, anggota tim akan memperagakan kata itu dalam sebuah gaya. Proses transfer gaya pun dilakukan sampai orang terakhir. Orang terakhirlah yang akan menebak gaya apa yang diperagakan seluruh anggota tim. Kekompakan dan kerja sama wali siswa makin menajam di sesi ini. Tidak ada kata saling menyalahkan.
Setelah berlelah hingga peluh memenuhi badan, seluruh peserta disuguhi minuman dingin nan segar. Makanan ringan yang dibawa siswa pun sudah dikumpulkan dan disediakan di atas nampan. Wali siswa akhirnya merasakan snack time yang selama ini siswa rasakan. Semua hadirin duduk bersama saling berbincang sambil menikmati makanan. Happy family hari itu diakhiri dengan pembagian hadiah. Para pemenang berkumpul dan membuka hadiah yang menggiurkan. Pembagian pun dilakukan secara adil oleh tiap pemenang tim.
Penulis : Nura Usrina (Guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)