Memahami Karakteristik Peserta Didik Melalui Pendidikan Inklusif
Mengenali karakteristik siswa merupakan hal penting yang harus diketahui oleh guru, karena mereka merupakan subjek belajar yang menerima pelayanan dari kita sebagai seorang guru. Untuk memberikan sesuatu yang optimal bagi peserta didik, guru dituntut memberikan pendidikan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Disamping itu dengan mengetahui karakteristik peserta didik, guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban sebagai seorang pengajar.
Salah satu karakteristik peserta didik yang penting untuk dipahami ialah siswa berkebutuhan khusus. Siswa berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan peserta didik pada umumnya. Pada saat ini siswa berkebutuhan khusus tidak harus bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) saja, akan tetapi sekolah umum lainnya juga sudah menerima anak-anak berkebutuhan khusus sehingga mereka dapat bersekolah di sekolah umum dan belajar bersama dengan teman-temannya seperti biasa. Sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan anak berkebutuhan khusus dapat dilayani di sekolah sesuai kemampuannya bersama teman-teman sebayanya disebut dengan pendidikan inklusif. Dalam proses pembelajaran, siswa berkebutuhan khusus dilakukan penyesuaian dan modifikasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Khususnya di jenjang SD Sukma Bangsa Lhokseumawe sudah terdapat beberapa siswa yang terindikasi anak berkebutuhan khusus seperti slow learner dan Attention Deficit Disorder (ADD). Oleh karena itu, pemahaman guru mengenai siswa berkebutuhan khusus perlu untuk ditingkatkan. Menimbang kebutuhan tersebut maka konselor mengundang seorang pakar di bidang pendidikan inklusi yang dikenal sebagai Disability and Inclusive Education Consultant beliau adalah Istiarsyah, S.Pd.I., S.Pd., M.Ed. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 24/01/2023 pukul 14.00 – 16.30 WIB di perpustakaan Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh guru dan staf kantor Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe. Tema yang diusung pada kegiatan ini adalah “Memahami Karakteristik Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Melalui Pendidikan Inklusif”.
Kegiatan ini diawali dengan kegiatan refleksi yang dilakukan pemateri, dimana seluruh peserta diberikan selembar kertas dan diminta untuk menjawab pertanyaan “apa karakteristik anak berkebutuhan khusus yang Bapak/Ibu ketahui?”. Seluruh peserta pun menuliskan berbagai macam karakteristik sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman mereka selama mengajar. Setelah selesai menulis, pemateri pun memberikan instruksi untuk menempelkan kertas-kertas tersebut di papan yang telah disediakan. Kemudian pemateri pun membaca satu persatu jawaban yang diberikan oleh peserta, jawaban-jawaban tersebut antara lain seperti: (1) tantrum; (2) berbicara tidak jelas; (3) suka menyendiri; (4) sulit berkomunikasi; (5) belum mandiri; (6) sulit mengekspresikan keinginannya; (7) tidak percaya diri; (8) berperilaku agresif; (9) perbedaan pada fisik; (10) tertutup; dan sebagainya. Pemateri menyampaikan bahwa kebanyakan dari jawaban peserta sudah mengarah pada karakter-karakter anak berkebutuhan khusus. Setelah melakukan refleksi mengenai pemahaman guru tentang siswa berkebutuhan khusus, pemateri menyampaikan kata-kata pengantar “semua anak memiliki hak untuk belajar dan memperoleh pendidikan yang berkualitas, termasuk anak berkebutuhan khusus” oleh karena itulah sebagai seorang pendidik, kita wajib mengetahui kondisi peserta didik kita.
Selama pemateri menyampaikan materinya, seluruh peserta menyimak dengan serius. Pemateri juga banyak menyampaikan kalimat-kalimat afirmasi positif yang menambah motivasi guru untuk selalu ikhlas memberikan pelayanan dan pendidikan terbaik bagi seluruh peserta didik. Ada salah satu kalimat pemateri yang paling Saya ingat, yaitu “Pintu surga seorang guru ada di ruang kelasnya”. Kalimat ini mengajarkan kita bahwa setiap hal yang kita lakukan dengan penuh keikhlasan kepada peserta didik akan memberikan pahala besar bagi kita sebagai pendidik. Penyampaian materi yang menarik, diselingi dengan candaan juga menambah antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan ini. Setelah dua jam berlalu, tidak terasa kegiatan pun sudah berada di ujung acara. Sebelum menutup kegiatan, moderator memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaan peserta ialah “bagaimana cara kita mengetahui mental age anak?” dan “apa yang melatarbelakangi Bapak untuk terjun langsung ke dunia anak berkebutuhan khusus?”. Pertanyaan tersebut dijawab secara tepat oleh pemateri sehingga peserta yang bertanya pun merasa puas dengan jawaban yang diberikan.
Semoga melalui kegiatan ini para peserta dapat mencapai tiga hal, yaitu: (1) mengenali jenis-jenis gangguan pada siswa berkebutuhan khusus; ( 2)mengetahui karakteristik-karakteristik siswa berkebutuhan khusus; dan (3) menambah motivasi para guru untuk memberikan pelayanan pendidikan terbaik kepada seluruh peserta didik sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Penulis : Retna Aisyah Simahate, S.Psi (Konselor SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)