MENGHIMPUN IDE
Masa kembali ke sekolah adalah masa yang menyenangkan untuk anak sekolah. Berkumpul, bercanda tawa, bersenda gurau, bermain bersama, dan aktivitas lain yang bahkan sangat sederhana seperti mengobrol. Semua menyenangkan bagi anak sekolah. Memang jika ditanyakan tentang berakhirnya masa liburan, secara serempak mereka akan mengeluhkan, “aaah…liburnya sedikit sekali”, “aaaa…belum puas…”. Namun jika diperhatikan wajah mereka berseri-seri.
Kembali ke sekolah juga momen mendebarkan untuk siswa. Banyak informasi yang ditunggu untuk diketahui. “Siapa guru yang akan mengajar di kelas kami nanti?”, “Kelas mana yang akan kami tempati?”, dan dua pertanyaan yang sangat ditunggu jawabannya oleh siswa adalah “Siapa saja kawan sekelas dan siapa walikelas kami?”. Pertanyaan-pertanyaan itu membuat siswa lebih bersemangat untuk berangkat ke sekolah dihari pertama. Begitu pertanyaan-pertanyaan itu terjawab segera kemudian muncul pertanyaan baru, “akan kami hias seperti apa kelas kami?”. Pertanyaan ini memang akan muncul di benak siswa Sekolah Sukma Bangsa, karena kegiatan mendesain kelas ala siswa dengan tema tertentu diawal tahun pembelajaran sudah menjadi tradisi disini.
Kegiatan yang mentradisi ini tidak hadir begitu saja, banyak filosofi yang melahirkannya, harapan yang terejawantahkan menjadi tujuan tak sekedar keinginan. Mewujudkan visi sekolah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dalam dunia pendidikan adalah salah satunya. Mendesain kelas dari hasil pikiran dan kerjasama antar siswa selayaknyalah akan menumbuhkan rasa nyaman dan kepemilikan kelas yang akan mereka jaga selama menempatinya.
Kenyamanan kelas akan sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Rasa nyaman merupakan hal yang paling penting ketika seseorang berada dalam suatu lingkungan. Ini juga menjadi salah satu tantangan walikelas untuk menciptakan suasana kelas nyaman. Ada faktor lain memang yang membuat kelas menjadi nyaman atau tidak, seperti hubungan antar teman dan hubungan dengan walikelas. Hubungan ini menjadi faktor utama siswa merasa asyik berada dan mengembangkan dirinya di sekolah. Tak dapat dipungkiri ada kasus siswa yang keluar sekolah dikarenakan tidak baiknya interaksi antar teman.
Kegiatan mendesain kelas tidak hanya memperindah kelas itu sendiri akan tetapi juga menjadi sarana yang sangat efektif untuk menumbuhkan interaksi yang baik antar teman dan walikelas. Dimulai dari bagaimana walikelas menghimpun ide-ide kreatif siswa dan mengkolaborasinya agar tidak ada siswa yang merasa keakuan bahwa kelas ini hasil dari ide-ku, juga membangkitkan minat siswa yang tidak menyampaikan ide merasakan bahwa ini menjadi ide bersama.
Kreativitas siswa sangat dituntut untuk mendesain kelas. Pasalnya setiap kelas yang ditempati sudah punya wajah dengan riasan sendiri warisan penghuni sebelumnya. Bukan hal mudah meremake kelas yang sudah cantik menjadi lebih cantik dengan gaya dan ciri khas yang baru. Sebisanya juga hiasan yang ada tidak dirusak untuk menghindari bekas yang ditinggalkan di dinding. Maka dari itu, menghimpun banyak ide dan menyaring ide terbaik untuk menjadi ide bersama merupakan hal terpenting. Pada proses ini akan terlihat minat, bakat, kecenderungan akan sesuatu dan karakter siswa.
Dari sekian ide yang terkumpul, tantangan berikutnya adalah memindahkan ide yang disepakati ke setiap dinding kelas dan lahan kosong di depan kelas. Bahkan sebelum itu dilakukan, ada masalah yang mesti diselesaikan terlebih dahulu, yaitu pembiayaan. Setiap dinding dan lahan butuh bahan dan peralatan yang tentunya butuh dana. Di tahapan ini, siswa akan diajak berpikir bagaimana membuat sesuatu yang indah dengan biaya yang sedikit. Siswa juga akan diajak untuk memperkirakan dana yang dibutuhkan. Bakat seorang akuntan dan perencana pembiayaan akan tumbuh dan muncul di tahapan ini.
Mengkoordinir siswa untuk semua terlibat, bekerjasama dengan baik, dan melakukan dengan sungguh-sungguh dan sabar menghadapi tingkah teman yang baru akan hubungan yang tadi diharapkan. Tak pelak dalam mendesain kelas butuh ketekunan untuk menyelesaikannya. Siswa akan mulai membangun hubungan pertemanan perlahan untuk menemukan kawan baru yang asyik. Tak pelak memang waktu seminggu sungguh bukan waktu yang cukup untuk membangun kedekatan dan keakraban. Namun seminggu menjadi masa yang cukup membuka diri dengan suasana yang baru.
Membangun kedekatan dengan walikelas juga bukan perkara mudah. Perlahan melalui kegiatan ini walikelas mengenali karakter siswa untuk melakukan pendekatan secara berbeda pada setiap anak. Oh tentu saja seminggu tidak cukup untuk bisa mengenali seluruh karakter siswa, setidaknya karakter yang menonjol diantara mereka. Membangun keakraban juga merupakan proses panjang, siswa yang merasa nyaman dengan walikelas sebelumnya akan berhati-hati untuk dekat dan akrab dengan walikelasnya yang baru.
Dari hasil diskusi dengan siswa pun, mereka merasakan kegiatan mendesain kelas sangat bermanfaat dan menantang kekreativitasan. Salah satu manfaat yang sangat dirasakan ketika mereka bekerjasama dan mulai dekat dengan kawan yang baru. Mendesain kelas bukan menjadi beban sama sekali, bahkan kegiatan ini menyenangkan dan menggembirakan. Kerja keras dan kerjasama ini tidak sia-sia, VIII-Badshahi menjadi kelas dengan desain Terbaik II, walau dari awal siswa sudah diingatkan bahwa tujuan kita mendesain kelas bukan untuk menang tapi untuk menjadikan kelas ini rumah kedua yang nyaman untuk kita tempati. Harapannya kelas yang telah didesain menjadi cantik dan nyaman dengan properti seadanya ini tetap terjaga keindahannya.
Oleh : Agustiba Zahara (Wali kelas VIII-Badshahi)