Menilik Lebih Jauh Ragam Budaya Indonesia Dalam Indonesian Culture Exhibiton
Indonesia memiliki begitu banyak kebudayaan diantara 37 provinsinya, tiap-tiap daerah memiliki ciri khas dan karakter kebudayaannya masing-masing, lantas bagaimana seorang bisa mengenal kebudayaan yang ada di Indonesia ? apakah kita harus mengenal seluruh kebudayaan yang ada di Indonesia baru bisa dikatakan sebagai warga negara yang baik ? jawabannya ya, bagaimana mungkin seorang yang telah mengenal seluruh kebudayaan di Indonesia bisa dikatakan sebagai warga yang tidak baik ? permasalahannya sekarang ialah bagaimana dengan seseorang yang tidak mungkin untuk melakukan hal tersebut ? jawabannya ialah dengan terus melestarikan kebudayaan ditempat ia dilahirkan, Langkah-langkah kecil ini tentu akan sangat berguna disaat kemampuan terbatas kita untuk mengenal seluruh kebudayaan di Indonesia ini, banyak cara untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, hanya saja apakah kita sebagai rakyat Indonesia memiliki kemauan untuk melestarikan budaya kita sendiri atau tidak. Kebudayaan adalah identitas dari sebuah tempat, daerah, kota, provinsi, dan negara, artinya jika suatu budaya telah hilang maka sudah tidak ada lagi identitas ditempat itu, maka sebagai anak muda kita harus terus mengembangkan kebudayaan yang ada, membuat seluruh generasi mengenal budaya aslinya sehingga kebudayaan kita tidak akan terhenti dan akan terus mengalir ke generasi berikunya, dan yang paling penting kita tidak akan kehilangan identitas.
Senin, 10 Oktober 2022, mata pelajaran Seni Budaya berkolaborasi dengan mata pelajaran Georgrafi menggelar acara kebudayaan yang diberi nama “Indonesian Culture Exhibition” dengan pesertanya ialah seluruh siswa/i SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe kelas XI. Pada acara kali ini Siswa diminta untuk menampilkan berbagai keunikan di provinsi yang ada di Indonesia yang jarang terdengar ditelinga orang, 13 provinsi dan 2 kabupaten dipilih untuk diteliti dan di pamerkan, diantaranya ialah, Aceh, NTB, Pasuruan, Papua, Riau, Bali, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Banten, NTT, Padang, Selawesi Selatan, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Seluruh provinsi dan kabupaten ditampilkan secara apik oleh seluruh siswa siswi kelas XI. Pada kegiatan tersebut dibuka oleh tari tradisi kolosal yang mengangkat tema “Wonderland Indonesia” tarian ini menjadi pembuka pada kegiatan Indonesian Culture Exhibiton, pada proses latihannya tiap tiap kelas dipisah, dan ditunjuk salah satu siswa untuk menjadi koreografernya tentu dengan arahan guru, pada kelas XI Dmitri Mandeleev di pimpin oleh Pualam, pada kelas XI Nicola Tesla dipimpin oleh Annisa Kayla, sedangkan di kelas XI Carl Ritter dipimpin oleh Chayara. Proses Latihan ditempuh dalam waktu satu bulan, tentu banyak rintangan didalam latihan ini, dimana seluruh siswa diminta untuk menari tanpa terkecuali para siswa laki-laki juga, beberapa kali para koreografer sering mengkeluhkan mengenai jadwal, kurangnya partisipasi, namun hebatnya semua hal itu dapat diatasi dan seluruh siswa kelas XI tampil dengan maksimal dan sangat kompak. Pada hari penampilan banyak sekali guru-guru yang terpukau hingga merinding melihat hasil tarian kolosal yang ditampilkan oleh siswa/i kelas XI, ini membuktikan bahwa seluruh siswa/i kelas XI telah melakukan proses yang cukup serius dan hebat.
Setelah acara dibuka dengan tarian kolosal, kegiatan ini memasuki bagian intinya yaitu presentasi kebudayaan, effort siswa dalam mempresentasikan masing masing provinsi dan kabupaten patut diacungkan jempol, ketotalitasan siswa dalam menghadirkan pakaian adat, miniatur rumah adat hingga makanan tradisional menjadi hal yang sangat membanggakan. Setiap kelompok presentasi dibagi menjadi 2 pecahan, 2 orang siswa akan menjadi duta wisata dari provinsi yang akan dipresentasikan, 3 orang siswa akan menjadi team research sehingga dalam satu kelompok berisikan 5 orang. Tidak kalah menarik dengan tarian kolosal tadi, para duta wisata dari tiap provinsi pun menjadi daya tarik pada acara ini, setelah seluruh team research mengumpulkan berbagai data untuk dipresentasikan, para duta akan menyampaikan seluruh isi materi dengan bergaya khas daerahnya masing masing, banyak siswa siswi yang jarang tampil didepan memilih menjadi duta dan ini menjadi ajang unjuk gigi mereka untuk menjadi lebih berani tampil didepan. Naufal Maulana salah satunya, seorang duta wisata yang berasal dari kelas XI Carl Ritter, Naufal termasuk siswa yang jarang tampil didepan umum, namun pada kegiatan kali ini ia bersedia menjadi duta dan sangat mengesankan bahwa Naufal dapat mempresentasikan materi dan sangat apik dan membuat banyak orang terpukau.
Seluruh duta wisata telah mempresentasikan provinsinya dengan sangat baik, dan seluruh team research menyajikan materi dan cukup hebat. Kegiatan Indonesian Culture Exhibition ditutup dengan pemberian penghargaan untuk 3 kategori terbaik, yaitu team research terbaik yang di sabet oleh team research Kalimantan Barat, Best traditional dance performance yang diraih oleh kelas XI Dmitri Mandeleev dan yang terakhir penobatan duta wisata sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe yang di sabet oleh Khadafi dari kelas XI Dmitri Mandeleev dan Qia dari kelas XI Carl Ritter. Banyak hal yang guru dapati pada kegiatan kali ini, untuk mempelajari ragam budaya Indonesia apabila hanya dilakukan hanya melalui penyampaian materi mungkin akan terasa sangat membosankan, dibutuhkan metode lain agar siswa tetap semangat untuk mempelajarinya yaitu dengan memasukkan teori kedalam praktek, hal ini membuat siswa akan lebih gampang untuk menyerap materinya, kemudian guru juga bisa mengetahui kemampuan tiap tiap siswa dalam berkesnian, karena tiap tiap siswa memiliki kesukaan yang berbeda dalam bidang seni, projek yang melibatkan seluruh siswa kelas XI juga mengajari guru bagaimana berlaku adil terhadap siswa antar siswa maupun kelas antar kelas. Harapannya dengan berlangsungnya kegiatan Indonesian Culture Exhibition dapat membuat ketertarikan siswa terhadap kebudayaan Indonesia menjadi lebih baik lagi, dan dengan banyaknya presentasi kebudayaan dapat menambah wawasan kebudayaan siswa/i Sekolah Sukma Bangsa menjadi lebih luas lagi, dan tentunya harapan kita bersama ialah mereka adalah generasi penerus yang akan mampu menjaga kebudaayan Indonesia dan tidak akan membiarkannya di ambil oleh negara lainnya, sampai bertemu di Indonesian Culture Exhibiton selanjutnya. Jayalah Indonesiaku!
Penulis : Hilmi Almasyari