Pemanfaatan Limbah Daun Kering Menjadi Biobriket
Kondisi lingkungan sekarang ini kian meresahkan dan sangat berdampak pada kegiatan manusia sehari-hari. Baru-baru ini, kondisi krisis energi menjadi salah satu topik yang banyak dibicarakan oleh masyarakat. Seperti langkanya minyak bumi dan gas alam hingga meningkatnya harga bahan bakar. Tidak hanya itu, isu lingkungan lainnya seperti climate change juga menjadi hal yang hangat diperbincangkan oleh masyarakat dan aktivis lingkungan. Pada Pelajaran IPA di kelas 4 terdapat materi tentang energi, yang memiliki kaitan erat dengan isu-isu lingkungan yang terjadi sekarang ini.
Dalam rangka memperkenalkan isu-isu lingkungan tersebut kepada siswa, guru bidang studi, Ratna sari, S.Si. mengajak siswa berdiskusi dan mengamati kondisi lingkungan sekitar dan dampak yang dialami dari kondisi tersebut. Selanjutnya, guru menyampaikan hal apa yang kiranya dapat dilakukan dalam mengatasi permasalah krisis energi dan climate change ini. Salah satunya adalah memanfaatkan energi biomassa berupa daun kering yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar termasuk lingkungan sekolah.
Melalui kegiatan class project ini, guru mengajak siswa memanfaatkan energi biomassa berupa daun kering menjadi biobriket yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bahan bakar. Guru juga menyampaikan tujuan dari pembuatan biobriket, yaitu memanfaatkan sumber energi terbaharukan yang ada di sekitar melalui pemanfaatan sampah organik menjadi bahan yang lebih bermanfaat. Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh Cut Dinda Gestri Febrina, S.Pd.,M.A. sebagai guru bidang studinya. Dalam hal ini, siswa diminta membuat teks petunjuk tentang cara pembuatan biobriket. Harapannya, siswa mampu mengingat tahapan maupun mempraktikkan secara langsung proses pembuatan biobriket daun kering. Â
Kegiatan class project ini dimulai dengan beberapa tahapan. Tahapan awal, guru mengajak siswa berkeliling pekarangan sekolah guna mengumpulkan daun kering yang ada di sekitar. Dalam kegiatan ini, guru meminta siswa menyebutkan jenis-jenis sampah dan cara memilah maupun pengolahannya. Sebagian besar siswa kelas 4 sudah mampu membedakan jenis sampah organik dan sampah anorganik. Mereka juga sudah dapat memilah sampah dengan baik melalui contoh sederhana, seperti memisahkan sampah plastik dengan sampah daun ke dalam tempat sampah yang berbeda. Bahkan beberapa siswa sudah mengetahui bahwa dapat diolah menjadi kompos. Selain itu, guru memaparkan kepada siswa bahwa daun kering merupakan salah satu sumber energi biomassa yang termasuk ke dalam energi terbaharukan dan dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Kegiatan mengutip daun kering dilakukan selama beberapa hari. Setiap siswa diminta mengumpulkan daun kering sebanyak-banyaknya. Siswa tampak sangat antusias dalam kegiatan tersebut dan saling berkerja sama dengan teman sekelasnya.
Tahapan kedua yaitu tahap pembuatan biobriket daun kering. Sebelum itu, guru terlebih dahulu menjelaskan kepada siswa terkait biobriket, apa itu biobriket? Apa manfaatnya? terbuat dari apa biobriket tersebut?. Ternyata para siswa kelas 4 masih sangat asing dengan kata biobriket, namun mereka langsung tahu ketika guru menyebutkan nama lain biobriket yaitu arang. Seluruh siswa sudah mengenal kata arang dan tahu pemanfaatannya. Tapi siswa masih tidak tahu terbuat dari apakah arang atau biobriket tersebut. Melalui kegiatan ini guru mengajak siswa mengenal lebih dalam terkait biobriket. Guru mulai memperkenalkan kepada siswa bahan-bahan pembuatan biobriket, seperti daun kering sebagai bahan utama dan tepung sebagai bahan tambahan yang membantu merekatkan biobriket saat pencetakan.
Untuk memudahkan siswa dalam kegiatan praktik ini, guru memberikan demontrasi awal cara pembuatan biobriket yang dimulai dengan membakar daun kering dalam wadah pembakaran tertutup. Untuk wadah pembakaran guru menggunakan kaleng bekas. Setelah dirasa siswa sudah mengerti proses pembakaran, selanjutnya siswa dibantu oleh guru membakar semua daun kering yang sudah dikumpulkan dan dilanjutkan dengan tahapan-tahapan selanjutnya yaitu penumpukan, penyaringan hasil pembakaran, pencetakan biobriket dan penjemuran. semua kegiatan ini dilakukan seluruh siswa kelas 4 bersama-sama. Tentunya, selama proses pembuatan biobriket ini siswa sangat antusias dan aktif. Mereka secara bergiliran melakukan tahap demi tahap pembuatannya. Siswa juga mengajukan berbagai pertanyaan menarik.
Setelah melakukan serangkaian tahapan pembuatan biobriket, selanjutnya siswa melakukan diskusi lebih lanjut terkait pemanfaatan sumber energi yang ada di sekitar. Siswa juga sudah mampu memahami dengan baik bahwa ternyata sampah dapat diolah menjadi bahan berharga dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga belajar banyak hal terkait isu lingkungan dan harapannya dapat menumbuhkan kesadaran siswa terhadap kondisi lingkungan dimulai dari hal kecil seperti menjaga lingkungan sekitarnya.
Penulis : Ratna Sari, S.Si. (Guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)