Pembelajaran Sosial – Emosional dengan Buklet Bangun Datar
Salah satu cara memperkenalkan bangun datar adalah dengan menunjukkan benda-benda yang sering dilihat siswa, terkhusus pada saat proses pembelajaran di kelas. Bu Nisa mengajak siswa-siswi untuk mengamati benda-benda yang ada di lingkungan kelas dan meminta siswa untuk menyebutkan jenis bangun datar apa yang mirip dengan benda tersebut. Saat Bu Nisa menunjuk foto presiden dan wakil presiden dan menanyakan bentuk apakah foto tersebut? Beberapa siswa mengatakan, “Petak, Buk!!!” Dilanjutkan dengan beberapa teman lainnya, “Segi Empat, Buk!” Selanjutnya, Bu Nisa menunjukkan hiasan di belakang kelas yang berbentuk lingkaran dan beberapa siswa menyebutkan, “Bulat, Buk!”. Kegiatan didominasi oleh sahutan siswa karena menyebutkan beragam bentuk bangun datar yang ada di ruang kelas, sesekali bu Nisa membenarkan nama bangun datar yang sempat keliru disebutkan oleh siswa.
Setelah menunjukkan benda-benda berbentuk bangun datar yang berada di kelas, Bu Nisa mengajak siswa-siswi agar minggu depan mereka membawa foto dan gambar benda yang berbentuk bangun datar yang sedang dipelajari. Terdengar dari sisi kanan barisan bahwa ia akan sangat banyak mencetak foto-foto yang berbentuk bangun datar, sedangkan beberapa diantaranya masih saja bingung apa yang harus dilakukan dengan foto tersebut.
Sebelumnya, Bu Nisa memberikan instruksi di weekly folder yang di bagian setiap hari Kamis. Agar memudahkan orang tua dirumah untuk mempersiapkan jauh hari segala hal yang dibutuhkan di pertemuan minggu depan. Benar saja, pada pertemuan berikutnya, hampir seluruh siswa membawa gambar hasil printan dan gambar yang digambar sendiri oleh orangtuanya benda-benda yang berbentuk bangun datar. Namun ternyata, masih saja ada siswa yang tidak difasilitasi dengan gambar tersebut dan hanya terdiam sembari memasang wajah muram karena kebutuhan yang seharusnya dibawa tidak ada pada dirinya.
Sebelum membuat project, Aisar menghampiri bu Nisa dan bertanya dengan lembut, “Buk, Aisar udah bawa ini buk, mau diapain ini buk?” Nah.. untuk menjawab pertanyaan Aisar, Bu Nisa terlebih dahulu menunjukkan contoh buklet yang sebelumnya sudah dibuat oleh siswa-siswi tahun lalu. Mereka pun tampak tak sabar ingin melanjutkan proses pembuatan buklet. Diawali dengan mengumpulkan foto dan gambar yang sudah dibawa, selanjutnya lembaran foto dan gambar tersebut dibagikan kepada setiap siswa agar digunting mengikuti pola gambar.
Sebagai bentuk konsekuensi karena tidak membawa kebutuhan pada pertemuan hari ini, saya sengaja tidak memberikan lembar gambar kepada siswa yang tidak membawa kebutuhan yang sebelumnya sudah diinfokan pada weekly folder. Namun, pada akhirnya saya meminta izin terlebih dahulu dengan siswa yang membawa gambar, untuk memberikan lembaran gambar tersebut kepada temannya yang tidak membawa. Alhamdulillah mereka mengizinkan, dan seluruh siswa akhirnya kedapatan untuk memotong gambar yang sudah dikumpulkan.
Kegiatan dilanjutkan dengan membedakan gambar sesuai dengan bentuknya; persegi, persegi panjang, lingkaran, dan segitiga. Dari total 28 siswa kelas II Umar bin Khattab, mereka dibentuk menjadi 7 kelompok kecil dan dibedakan sesuai dengan jenis bangun datar. Kelompok persegi ada 1 kelompok, persegi panjang ada 2 kelompok, segitiga dan lingkaran juga masing-masing ada 2 kelompok. Kemudian mereka memilih sendiri foto dan gambar yang mereka sukai sesuai dengan jenis bangun datarnya secara bergantian. Dari kegiatan ini terlihat bahwa siswa sudah bisa membedakan mana gambar yang berbentuk lingkaran, persegi, persegi panjang, juga segitiga. Proses selanjutnya adalah menempelkan gambar tersebut pada kertas jeruk yang telah bu Nisa siapkan. Siswa bekerjasama dalam tim, ada yang menyusun, ada yang menempel, ada yang menggunting hiasan untuk nantinya ditempel pada kertas tersebut. Wajah serius tampak pada beberapa siswa, ada pula yang suka usil datang ke kelompok lain untuk sekedar “mengintip” karya temannya. Tawa sumringah pun terpancar pada wajah siswa yang sebentar lagi akan menyelesaikan lembar buklet mini sedangkan beberapa siswa yang kelompoknya masih belum selesai terlihat kesal menyuruh temannya untuk lebih fokus dalam menyelesaikan tugasnya. Namun sambil bercanda, saya sedikit “menggoda” siswa yang lalai membantu timnya dengan memberikan pujian dan menyentuh pipi si anak yang bentuknya bulat seperti bakpao.
Setelah 3 jam pelajaran, kumpulan lembar buklet mini akhirnya selesai. Enam kelompok berhasil menyelesaikannya tepat waktu, sedangkan satu lainnya tampak masih menempelkan hiasan pada kertas jeruk berwarna tersebut. Alhamdulillah, dengan menggunakan bahan sederhana, buklet akhirnya selesai. Selanjutnya, bu Nisa menginfokan ke siswa untuk menunggu buklet ini agar di laminating dan dijilid spiral terlebih dahulu agar lembar lebih awet dan tahan lama.
Buklet yang sudah dijilid akhirnya selesai. Anak-anak sangat senang melihat hasil karya mereka dibukukan. Terlihat bahwa mereka tak sabar ingin melihatnya dan secara bergantian bergilir melihat satu per satu lembaran buklet dari hasil kedua kelas, II Umar bin Khattab dan II Bilal bin Rabah. Yahh.. meskipun terbilang cukup lama proses pembuatan buklet ini, namun hasilnya cukup memuaskan. Secara teori siswa sudah mampu mengklasifikasikan jenis-jenis bangun datar sesuai bentuknya, secara praktik siswa mampu menciptakan sebuah buklet sederhana media ajar konkret berisi ragam gambar benda-benda yang ada di lingkungan sesuai dengan jenis bangun datarnya. Dan tak kalah pentingnya, siswa belajar untuk berbagi, lebih bersabar, dan bekerjasama dalam tim. Meskipun dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada temannya. Diharapkan mereka juga belajar bahwa dalam menyelesaikan satu tujuan, jika dikerjakan bersama-sama sensasinya akan sangat berbeda dengan menyelesaikan pekerjaan secara individu. Akan lebih banyak rintangan dan hambatan yang dilalui, namun jika saling mengingatkan dan membantu, semua akan diselesaikan dengan hasil yang baik.
Penulis : Annisa Aris Tantya, S. Pd., M. A. (Guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)