Respect Your Friends
Bullying merupakan permasalahan yang serius pada dunia pendidikan. Khususnya bagi anak-anak, perilaku bullying memberikan dampak negatif berkepanjangan pada korbannya seperti menyebabkan harga diri yang rendah, kecemasan berlebihan dan bahkan depresi. Adapun jenis-jenis bullying yang biasa terjadi pada anak usia dini ialah fisik, verbal, dan relasional. Usia dini menjadi salah satu metode mendasar dalam mencegah dan menghentikan tindakan bullying. Salah satu upaya pencegahan perilaku bullying pada anak usia dini adalah dengan mengajarkan anak menjalin persahabatan yang baik. Terkadang perilaku bullying pada anak terjadi karena anak kurang memahami cara berteman atau menjalin hubungan pertemanan yang intens. Melalui hal ini kita dapat mengajarkan anak mengenai strategi dalam bersosialisasi dan menjalin persahabatan dengan anak seusianya. Ketika anak memiliki intensitas dan kohesi yang kuat dalam pertemanannya, maka potensi bullying yang terjadi dapat dicegah dengan baik.
Salah satu cara pencegahan bullying yang dilakukan oleh Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe ialah dengan mengingatkan siswa mengenai salah satu budaya sekolah, yaitu “no bullying”. Membudayakan perilaku no bullying pada anak menjadi pondasi dasar dalam membentuk karakter-karakter siswa yang anti perundungan. Disamping itu, salah satu langkah preventif yang juga dilakukan untuk mencegah tindakan bullying pada siswa adalah dengan membuat kegiatan mendongeng yang bertema “Respect Your Friends”. Melalui metode yang lebih menarik seperti mendongeng, diharapkan pesan-pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima oleh siswa SD. Intervensi ini bertujuan untuk memberikan upaya dalam menanamkan nilai anti bullying dan mengembangkan imajinasi anak melalui kegiatan mendongeng. Target khusus yang ingin diperoleh adalah tertanamnya nilai-nilai anti bullying pada siswa SD Sukma Bangsa Lhokseumawe. Melalui kegiatan mendongeng ini pula, diharapkan dapat menambah pengetahuan anak mengenai perilaku yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan dalam pergaulan dengan teman dan interaksi sosial juga dampak dari perilaku yang mereka lakukan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 31/01/2023 di perpustakaan Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe. Kegiatan dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama diikuti oleh siswa kelas I – III yang dimulai pada pukul 08.45 – 09.50 WIB. Semntara sesi kedua diikuti oleh siswa kelas IV – VI yang dimulai pada pukul 10.25 – 11.30 WIB. Kegiatan ini diisi oleh seorang pendongeng nasional dan juga seorang motivator, bernama Andi Rahim Pardomuan Siregar. Beliau dikenal dengan sapaan Kak Andi yang pada setiap sesinya selalu membawa sebuah boneka yang diberi nama Alang. Kak Andi dan Alang bercerita menggunakan suara-suara improvisasi yang menarik, sehingga semakin menarik anak-anak untuk memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan.
Pada sesi pertama, siswa kelas I – III yang berjumlah sekitar 150 siswa dan pada sesi kedua diikuti oleh siswa kelas IV – VI yang berjumlah 150 siswa. Meskipun kegiatan ini dilaksanakan dalam skala besar, pemateri mampu menangani siswa agar duduk dengan tenang dan menyimak cerita yang disampaikan oleh Kak Andi dan Alang. Anak-anak terlihat sangat terhibur dengan cara pemateri menyampaikan pesan-pesannya dengan metode yang sederhana dan lebih mudah dipahami, khususnya bagi siswa SD. Kak Andi juga mengaitkan cerita pada masa sahabat Nabi, dimana pada masa itu terjadi perilaku bully seperti mengejek atau merendahkan orang lain dan dampak buruk yang terjadi pada para pelaku.
Kak Andi juga memberikan tips bagaimana agar anak-anak dapat disukai oleh temannya, salah satunya ialah dengan cara menghargai perbedaan yang ada pada setiap manusia. Meskipun kita terlahir dengan fisik dan latar belakang yang berbeda, namun perbedaanlah yang membuat dunia ini menjadi indah. Contohnya saja seperti pelangi yang tercipta dari tujuh warna yang berbeda, namun itulah yang membuatnya lebih indah. Pemateri juga memberikan permainan yang mengandung pelajaran yang sangat berharga bagi siswa untuk memahami konsep perbedaan. Permainannya berbentuk menciptakan sebuah irama dum, tak, e, ya. Irama yang tercipta dari pengucapan yang berbeda itu membuatnya semakin lebih enak untuk didengarkan. Coba bayangkan, jika hanya ada suara dum dum dum maka akan terdengar membosankan dan tidak menarik untuk didengarkan.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan karakter-karakter siswa yang anti bullying, selain itu diharapkan pula setelah mengikuti kegiatan ini siswa dapat mencapai empat hal penting, yaitu: ( 1) siswa dapat memahami etika dalam berteman; (2) siswa dapat lebih menyayangi sesama teman; (3) siswa dapat menghargai perbedaan antar teman; dan (4) siswa dapat mengetahui dampak-dampak dari perilaku bullying, seperti memukul dan mengejek teman).
Penulis : Retna Aisyah Simahate, S.Psi. (Konselor SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)