Sentuhan Pertama Tim Lhok-Land, Sebuah Cinta Untuk Siswa

Action pertama tim Lhok-Land pasca kepulangan dari Finlandia adalah menghandle kegiatan siswa SMA pada hari S abtu 29 April 2017. Pada hari itu bapak/ibu guru yang mengajar di SMA sedang mengikuti kegiatan school visit ke Medan, oleh sebab itu tim Lhok-Land dipercaya untuk mengisi kegiatan siswa yang berjumlah kurang lebih 70 orang mulai pukul 7.30 – 12.00 WIB. Kegiatan diawali dengan speaking day kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sharing information about Finland. Sehari sebelum kegiatan berlangsung, pada Jumat 28 April 2017 tim Lhok-Land menyusun rundown kegiatan agar kegiatan yang di lakukan terarah, bertujuan dan bermakna bagi siswa maupun bagi tim Lhok-Land sendiri.

Speaking Day adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan di level SMA untuk melatih dan membiasakan siswa berbicara bahasa Inggris. Pada kegiatan ini Pak Dzofir dan Pak Wali bertugas sebagai fasilitator. Apa yang dilakukan Pak Wali dan pak Dhofir terbilang cukup sukses karena siswa terlihat antusias dan kooperatif dalam mengikuti kegiatan. Tepat pukul 08.00, acara dibuka dengan yell-yell untuk menghidupkan suasana yang dipandu oleh pak Dzofir. Suasana di selasar tengah menjadi semakin riuh ketika Pak Dzofir memperagakan gerakan yelyel dan berlari memutar dan berkeliling diantara siswa. Selanjutnya agenda utama pun dimulai, Pak Wali meminta siswa untuk menentukan idola mereka (artis, actor, orang tua, teman, dan sebagainya), mendeskripsikan ciri-ciri idola mereka dalam bentuk tulisan di atas selembar kertas dengan menggunakan bahasa Inggris. Pada saat kertas dibagikan oleh tim Lhok-Land, pak Dzofir menegaskan kembali kepada siswa dengan menanyakan beberapa nama idola siswa secara lisan. Setelah memastikan seluruh siswa memiliki kertas dan pulpen, siswa diminta untuk langsung bekerja. Siswa terlihat saling membantu dalam proses menuangkan isi pikiran mereka ke dalam bahasa Inggris. Beberapa siswa juga bertanya kepada tim Lhok Land lain yang sedang mendampingi kelompok. Waktu yang disediakan sekitar 15 menit. Ada satu catatan dalam kegiatan ini, berdasarkan hasil pengamatan sebaiknya sebelum kegiatan berlangsung, siswa diminta untuk membawa pulpen atau pensil, karena ada beberapa siswa yang meninggalkan alat tulisnya di kelas sehingga mereka harus meninggalkan kegiatan untuk mengambil alat tulisnya.

Selanjutnya, siswa diminta untuk membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil. Lingkaran besar berada di luar dan lingkaran kecil berada di dalam lingkaran besar. Siswa yang berada di lingkaran besar akan bepindah dari satu teman ke teman yang lain, sedangkan siswa yang berada di lingkaran kecil hanya diam di tempat, sama halnya seperti gir yang beputar. Siswa yang berada di lingkaran besar dan lingkaran kecil melakukan percakapan secara bergantian dalam waktu 3 menit, kemudian berpindah, dan seterusnya. Dalam pembentukan kelompok besar dan kelompok kecil ini, kami lumayan kewalahan, karena kelompoknya terlalu besar (3 kelas, tanpa kami pisahkan berdasarkan masing-masing kelas), sehingga kami berinisiatif untuk mengatur siswa laki-laki di bagian kelompok kecil, sedangkan siswi perempuan di kelompok besar, itu pun masih tidak seimbang karena masih ada yang belum ada pasangan untuk bertukar percakapan. Ini menjadi pelajaran bagi kami nantinya agar membentuk kelompok-kelompok kecil sebelumnya dengan mengetahui jumlah murid terlebih dahulu agar kami mudah dalam membagi kelompok.

Tahap terakhir sebelum waktu break (09.00-09.30), Pak Dzofir dan Pak Wali memilih beberapa pasangan untuk mendeskripsikan idola-idola mereka sebagaimana yang telah mereka ceritakan kepada teman mereka sebelumnya. Pada sesi ini, berdasarkan evaluasi tim Pak Dzofir lebih vocal dibanding Pak Wali (Semangat pak Wali JJJ). Untuk Pak Dzofir, ritme dalam berbicara dan melakukan gerakan lebih diperhatikan lagi ya, jangan terlalu cepat, usahakan lebih teratur. Secara keseluruhan good job lah pokok nyaa ..JJ.

Pada pukul 09.30-10.00 kegiatan dilanjutkan oleh Ibu Youlin dengan agenda Roberta’s strategy, yaitu siswa diminta untuk memilih teman dan saling menatap mata satu sama lainnya selama 5 menit. Tujuannya adalah merefleksi diri, perasaan apa yang dirasakan saat saling bertatapan. Instruksi yang diberikan ibu Youlin sudah jelas dan mudah dipahami, didukung oleh debrief yang disampaikan bu Siti Hajar sebagai penutup sehingga menambah esensi dari game ini. Berdasarkan pengamatan, dalam game ini, masih ada sebagian besar anak-anak yang betu-betul menghayati perannya sebagai penatap dan yang ditatap, sehingga mereka mendapatkan inti dari game ini, namun ada juga yang belum bisa benar-benar mengikut sesuai instruksi, sehingga mereka belum mendapat esensi dari aktivitas yang dilakukan. Alternative lain untuk membuat anak-anak lebih konsentrasi dalam kegiatan saling menatap ini bisa dilakukan dengan cara menatap orang yang tidak terlalu dikenal atau akrab, karena jika mereka dipasangkan dengan orang yang sudah saling kenal cenderung tidak serius. Contohnya, siswa kelas 2 dipasangkan dengan siswa kelas 1 atau kelas 1 dipasangkan dengan kelas 3 dan pastinya juga diperlukan skill berbicara untuk menggali perasaan siswa setelah kegiatan.

Kegiatan selanjutnya adalah menggambar wajah yang di pandu oleh Bu Susan dan Bu Nisa. Kegiatan berlangsung pada pukul 10.00-10.30 WIB. Pada sesi pertama, masing-masing siswa menerima 2 lembar kertas HVS kemudian siswa diminta menggambar wajah temannya. Pada sesi ke dua, siswa diminta untuk tidak melihat kertas saat menggambar wajah temannya. Siswa terlihat asyik menggambar wajah teman-temannya sambil tertawa dan apapun hasilnya adalah kreatifitas masing-masing, karena tidak ada penilaian bagus atau jelek dalam permainan ini, hanya sekedar bentuk relaksasi bahwa setiap manusia punya potensi dalam melakukan sesuatu. Sebagai penutup, siswa diminta untuk menggelar hasil goresan pensil atau pulpen mereka di atas lantai setelah sebelumnya masing-masing siswa menulis nama teman yang digambarkan wajahnya, sehingga semua bisa mengapresiasi hasil karya mereka. Dalam sesi ini yang menjadi catatan adalah debrief kurang tersampaikan ke seluruh siswa, karena waktu penyampaiannya di tengah-tengah siswa menggambar, sehingga siswa lebih focus ke proses menggambarnya daripada mendengarkan uraian singkat manfaat di balik kegiatan ini. Supaya lebih efektif, untuk ke depannya bisa disampaikan di akhir sebelum hasil karya dipamerkan atau pada awalnya sebelum tangan siswa bekerja untuk menggambar JJJ

Setelah break 10 menit, kegiatan berpindah tempat dari selasar tengah ke lobby karena harus mersiapkan alat tempur seperti infokus, sound, laptop dan lainnya. Acara dilanjutkan kembali dengan introduction yang dihandle oleh Bu Siti Hajar dari pukul 10.40-10.55. Tim Lhok Land memperkenal kan dirinya dan menceritakan sedikit pengalaman di sana selama 2 menit untuk menginspirasi siswa dan siswi agar berminat untuk belajar ke luar negeri juga. Bu Siti benar-benar menjalankan perannya sebagai moderator yang baik dalam mempersilahkan kami dan time keeper yang bijak dalam meregulasi waktu untuk berbicara

Finally (huft..huft…huft JJ) sesi terakhir, yaitu Finland Video and photos slideshow dari pukul 10.55 – 12.00 bersama Bu Siti Sarayulis dan Bu Suchi Aulia Zahman. Kami menanyangkan video perjalanan kami selama di Finlandia sebagai pembuka, selanjutnya beberapa foto kegiatan kami di sana, tujuannya masih sama seperti sebelumnya, yaitu menjadi sumber inspirasi bagi siswa dan siswi kami. Pada sesi ini yang menjadi catatan adalah masih banyak foto-foto yang ditampilkan berulang. Harapan ke depan semoga kegiatan yang dilakukan lebih bagus dan beranfaat bagi seluruh civitas akademika Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe. Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Team Lhok-Land (Youlin Afrineta, Susan Sovia, Annisa Aris Tantya, Mudzofir, Siti Hajar, Suchi Aulia Zahman, Siti Sarayulis, Mudawali)