Sweet Memories School Visit KL-SG
School visit merupakan salah satu program dari Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe yang bertujuan untuk memperlihatkan kepada siswa penerapan kongkrit dari materi yang dipelajari. Untuk merealisasi program school visit siswa kelas XI SMA Sukma Bangsa Bangsa Lhokseumawe tahun pelajaran 2022-2023, kami melakukan kunjungan ke Malaysia dan Singapura. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengamati secara langsung bagaimana kedua negara tersebut berkembang dan mengedukasi masyarakat untuk peduli dengan isu global yaitu perubahan iklim (climate change) melalui konsep desain hutan indoor. Siswa juga melakukan kunjungan ke Lee Kong Chian Natural History Museum untuk mengamati sejarah peradaban makhluk hidup dan biodiversity. Selain di Singapura, kami mengunjungi University Teknologi Malaysia untuk memberikan wawasan tentang dunia perkuliahan. Kunjungan ke kedua negara tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa bagaimana perkembangan sebuah teknologi mutakhir namun tetap ramah lingkungan.
Perjalanan kami dimulai pada sore minggu, 19 Februari dari Lhokseumawe menuju ke bandara Kuala Namu, dan take off pada hari senin pukul 07.15 tiba di bandara KLCC pukul 07.30 dilanjutkan perjalanan menuju Johor yang memakan waktu kurang lebih 6 jam bersama tourguide yang smart yaitu Mr. Oke. Setelah bermalam di Johor, hari selasa pagi kami mengunjungi negara tetangga yaitu Singapura. Dalam perjalanan yang menghabiskan waktu 30 menit menggunakan bus jalur darat, Mr.Oke memberikan kami peraturean di negara Singa tersebut dan menjelaskan proses imigrasi yang ketat di negara Singa. Dalam proses imigrasi kami diminta untuk mengisi aplikasi terkait tujuan kunjungan kami, syukurnya kami sudah menyiapkan semua termasuk surat tugas resmi dari sekolah, ternyata masuk ke negara maju seperti Singapura ini gak mudah, dari peraturan berjalan yang selalu harus sebelah kiri, baik di lift maupun di semua area kita harus berada di posisi mengingat posisi kanan hanya untuk orang yang terburu-buru. Masyarakat Singapura ini melakukan aktivitas sehari-harinya selalu di buru-buru oleh waktu, bagi mereka “everything is money”.
Dalam perjalanan encik Faizal selaku tourguide kami ke Singapore membagikan cerita terkait negara yang akan kami kunjungi ini. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh siswa pun beragam, seperti Habibie yang bertanya tentang bagaimana cara menumbuhkan kesadaran masyarakatnya sehingga mampu menciptakan lingkungan yang bersih. Singapura adalah negara maju yang tertib dan mewajibkan setiap warga negaranya taat pada aturan, baik sistem peraturat lalu lintas di jalan raya, jenis kendaraan yang digunakan, peraturan membuang sampah, meludah, semuanya di amati oleh CCTV. Contohnya peraturan lalu lintas, gak ada satu orang pun Police/Polisi yang berkerja mengatur lalu lintas negara tersebut, dan gak pernah razia juga. Waahhh keren banget, pengalaman baru yang saya dapatkan, jika ada yang melanggar peraturan lalu lintas seperti mengemudi kendaraan melebihi kecepatan yang telah ditentukan maka detik itu pelanggar akan mendapatkan sanksi atas kesalahannya. Kendaraan seperti mobil juga hanya boleh digunakan selama 10 tahun saja, setelah itu akan dimusnahkan dan harga mobil di negara ini sangatlah mahal sehingga banyak orang lebih memilih naik angkutan umum yang disewa setiap bulannya sebagai alat transpotasi. Penduduk di Singapura ini semua tinggal di apartement, karena lahan yang sempit sehingga apartemen menjadi rumah tinggalnya termasuk untuk orang yang ekonomi menegah kebawah juga di fasilitasi apartemen bersubsidi. Intinya orang miskin pun diberdayakan. Singapura negara yang bersih dari segala sampah dimana pun kita berada, pengemis pun gak ada disini, kan gak ada orang yang hidup miskin yaa disini, sangat membanggakan. Negara yang kebanyakan eklamasi dari laut menjadi daratan yang ditimbun dengan pasir ini bisa mendirikan bangunan hutan indoor seperti taman Garden Bay The Bay, Changi Aiport yang dimana setiap bangunan wajib ada hutan buatan di dalamnya. Salut dengan pemerintahnya yang mampu merubah kekurangan SDA menjadi sebuah kelebihan yang canggih. Negara yang gak punya SDA, gak punya hutan, gak punya minyak bumi tapi menjadi negara terbesar di Asia sebagai negara penghasil minyak bumi. Sebegitu hebatnya SDA negara ini sampai dari yang gak punya apa-apa, bukan siapa-siapa mampu berubah menjadi negara maju dan negara yang memiliki teknologi yang canggih.
Ditinjau dari tingkat kriminalitas dan laka lantas (kecelakaan lalu lintas), Singapura menjadi negara yang paling aman dari tindak pencurian dikarenakan semua area penuhi dengan CCTV. Apabila kita ketinggalan suatu barang di Singapura maka tidak akan ada yang mengambilnya, kita dapat ,melacak posisi barang tersebut dengan bantuan CCTV. Negara Singapura meminimalisir kecelakaan lalu lintas dengan cara setiap pengemudi dibatasi kecepatan dalam berkendara, jika pengemudi melanggar aturan maka akan dicabut surat izin mengemudinya selama 5 tahun. Siswa sangat antusias dalam mendengarkan setiap penjelasan dari tourguidenya. Meskipun beliau menjelaskan dalam bahasa Inggris, siswa mampu memahaminya sambil mencatat point-point penting di handphone. Ada pula yang merekam seperti Dena, Cut Azkia, dan beberapa siswa yang lain. Abrar menanyakan bagaimana pemerintah mampu membangun museum tersebut yang awalnya itu laut yang di eklamasi termasuk bagaimana proses pengaturan suhu dingin di museum tanpa bantuan AC (Air Contisioner. Encik Faizal menjelaskan semua proses tersebut menggunakan teknologi yang canggih.
Setelah dari Garden Bay The Bay, kami melanjutkan perjalanan ke Lee Kong Chian Natural History Museum. Disini siswa mengekspor pengetahuannya secara langsung dengan mengamati fosil hewan dan tumbuhan-tumbuhan, yang menarik perhatian saya ada Muhammad Faiz Alkausar, Faiz mengamati satu persatu fosil sambil membaca dan merekam, disaat yang lain ada yang foto-foto Faiz memilih mengabadikan video yang ada penjelasan setiap fosil tersebut, saya juga melihat Abil, Alhadi, Alfarisi mengamati dan membaca setiap penjelasan di fosil tersebut. Terlihat reaksi siswa kagum akan dengan segala yang ada dalam museum ini, dari kerangka fosil dinosaurus yang bikin siswa-siswa nyanyi lagu dino yang sedang tren sambil berfoto, ada buaya juga, ular, siput, ikan Hiu dan lain-lain. Selesai dari museum kami singgah sejenak di ikonis terkeren di Singapura yaitu Merlion Park dan Universal Studios yang merupakan tempat yang wajib dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara.
Hari berikutnya kami mengunjungi UTM (Universitas Teknologi Malaysia). Nahh ini adalah kampus terbagus di Malaysia yang sudah berdiri 50 tahun yang lalu, kampus tertua dan termegah di negara Upin Ipin ini. Kampus ini ada di dua daerah yaitu kampus terbesar dan utama ada di Johon Bahru dan satu lagi di Kuala Lumpur. Kami mengunjungi kampus yang di Johor Bahru berbarengan dengan tim Sukma Bangsa Bireuen. Kami disambut hangat dan ramah oleh tim UTM nya. Sesi sharing di aula utama kampus UTM ini dihadiri oleh dosen senior dan pihak kampus bagian akademik/administasinya. Dalam sesi sharing ini diberikan informasi terkait fasilitas yang super lengkap sesuai dengan kebutuhan dan hoby masing-masing mahasiswa seperti kolam berenang, badminton, footsal, area berkemah di danau buatan, camper van, dan masih banyak lagi yang bikin mahasiswa betah kuliah di UTM. Kami juga diberikan kesempatan sharing dengan mahasiswa UTM asal Indonesia, dari yang senior sampai yang junior. Adanya sesi tanya jawab juga, Danish Iqbal Farhandy melayangkan pertanyaan kepada salah satu mahasiswa UTM yang berasal dari Bogor terkait kendala yang dihadapi selama kuliah. Kendalanya adalah bahasa, dimana ada beberapa kosa kata dalam bahasa Indonesia yang artinya bagus, tapi tidak bagus dalam bahasan Melayu Malaysia, seperti kata “kapan” dalam bahasa Melayu artinya “kafan” bermakna sudah meninggal. “Kapan tiba di sini? Maka artinya kapan meninggal”.
Di kampus UTM kami juga di ajak keliling kebagian-bagian IT nya dengan menggunakan lift, keren banget kampusnya ada lift dan tangga. Setiap ruangan yang kami singgah selalu disambut hangat oleh dosennya, dan diberikan arahan serta pengetahuan terkait benda-benda yang ada di sekelilingnya. Ada satu ruangan khusus namanya Smart Classroom, dimana ruangan ini di lengkapi dengan berbagai warna lampu sesuai dengan mood mahasiswanya ketika perkuliahan, dari lampu terang, remang-remang, dan warna yang bikin suasana kuliah antara siang dan malam. Ruang Smart Classroom ini juga difasilitasi dengan kursi dan meja fortable yang bisa dipindahkan sesuai kebutuhan dalam kelompok belajar, dan adanya layar yang dilengkapi dengan durasi jam kuliahnya. Setiap dosen wajib mengisi tombol yang ada dilayar sesuai dengan jam masuk dan keluar perkuliahan. Jika terlewat dari jam yang telah diisi, maka semua fasilitas yang ada dalam ruangan tersebut akan mati secara otomatis. Keren banget, siswa langsung ngasih kode k Bu Sarli, “Bu Sarli buat sekolah kita kekgini lah” ucap Athaya dan kawan-kawannya.
Dari sekian banyak tempat yang kami kunjungi, pengalaman berharga yang saya dapatkan adalah “Culture Shock”. Dimana saya dan guru-guru lainnya mendapatkan konsekuensi dari ketidakdisplinan kami. Kami mendapatkan hukuman karena tidak tepat waktu sesuai dengan yang telah dibuat oleh tour guidenya Mr. Oke. Kami di coret wajahnya dengan menggunakan lipstik. Ada beberapa siswa lainnya juga mengalami hal yang sama. Artinya sanksi yang diberikan dalam setiap pelanggaran ini tidak pandang bulu, begitulah negara Malaysia dalam memberikan hukuman pada setiap pelanggar. Bahkan perdana menteri Malaysia pernah diberi hukuman atas pelangggaran yang dilakukan. Salut dengan ketegasan aparat penegak hukum di negara monarki ini. Hal baru lainnya yang dapatkan adalah ternyata bendera negara Malaysia ini berbeda di setiap provinsinya. Meskipun mereka hanya punya 1 bendera nasional, jika dilihat dari setiap hotel yang kami tempati ada 2 bendera yang dipajang di sudut utama yaitu bendera kebangsaan dan bendera daerah provinsi tersebut. Pengalaman lain yang saya dapat yaitu disini cara membedakan apartement masyarakat yang ekonomi kelas atas dan kelas bawah adalah dimana jika apartement nya dihuni orang dari kalangan kelas bawah maka di sudut teras luarnya terdiri dari jemuran kain dimana masyarakat Malaysia menyebutkan bendera kecamatan. Unik sekali perbedaannnya kan. School visit kali ini menambah wawasan yang sangat bermanfaat, selain saya jadi banyak tau kosa kata dalam bahasa Inggris demi bisa paham apa yang dikatakan oleh Mr. Oke, juga meningkatkan wawasan saya. Di saat moment perpisahan kami dengan Mr. Oke dan drivernya, semua siswa bersalaman dengan sang driver dan Mr. Oke, pemandangan yang bikin haru dan menyentuh kalbu siapa pun yang melihatnya. Selama school visit kami sudah terjelalin rasa emosional dengan Mr. Oke, terlebih semua siswa sudah merasa dekat dengan beliau. Semoga kami bisa bertemu di lain waktu, Aamiin, Insya Allah. Sekian, terimakasih.
Penulis : Riska Pristiani, S. Sosio (Guru SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe)