Siswa Kelas VII SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe Belajar Membuat Coklat di Pabrik Socolatte
Lhokseumawe- Memilih lokasi belajar tidak mesti dilakukan di dalam kelas. Hal itulah yang sedang dipraktekkan di SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe, khususnya kelas VII Sweden, VII Germany, dan VII Singapore. Para siswa ini melakukan kunjungan ke pabrik coklat Socolatte di Pidie Jaya pada Selasa (28/02). Kunjungan yang telah direncanakan dengan matang oleh 5 guru bidang studi, yaitu Yulia Maulida, Siti Sarayulis, Dewiana, Nurul Phachna, dan Ikhwani. Mengirim surat ke pihak Socolatte adalah langkah awal yang ditempuh, mendapatkan kiriman balasan dari pihak Socolatte, kemudian mengirimkan informasi kepada orang tua terkait persiapan dan jadwal keberangkatan.
Tiba di sana, siswa-siswi kelas VII SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe disambut dengan sangat ramah. Mereka diarahkan menuju lokasi yang telah disediakan untuk sharing informasi pembuatan coklat. Tahap-tahap membuat coklat dijelaskan secara singkat, melalui proses fermentasi biji coklat agar coklat yang dihasilkan bergizi tinggi dan punya aroma kuat, proses menjemur adalah tahap selanjutnya, kemudian memilah biji besar dan kecil agar ketika proses roasting (sangrai) matang merata. Menggiling menjadi pasta setelah dikupas kulit (shell) dan dagingnya (nib kakao) menjadi langkah selanjutnya. Proses pencampuran dengan susu dan gula secara merata yang membutuhkan waktu sekitar 72 jam. Konsumsi waktu yang cukup lama, namun langkahnya tidak boleh meleset. Suhu dan cara yang tepat merupakan syarat membuat coklat yang sempurna.
Animo siswa dalam mendengarkan pemateri pada hari itu, yaitu Irfan, sangat tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang siswa-siswi ini tanyakan, di antaranya asal mula coklat, asal mula nama Socolatte, perintis Socolatte, omset Socolatte, manfaat coklat, alasan banyak orang menggemari coklat, dan variasi pertanyaan lainnya yang telah mereka siapkan. Sebelum kegiatan berakhir, Siti Sarayulis selaku salah satu guru pendamping menyerahkan sertifikat sebagai ucapan terima kasih.
Kegiatan selanjutnya adalah melihat secara langsung proses pembuatan coklat. Mekanisme telah ditentukan oleh pihak Socolatte; secara berkelompok atau lebih kurang 15 siswa bergiliran masuk ke ruang pengolahan coklat. Para siswa ini wajib memakai pakaian khusus pabrik yang telah disediakan, masker, juga tidak boleh menggunakan minyak wangi yang merupakan syarat agar bisa masuk ke ruangan pengolahan coklat.
Di dalam ruangan, ada 4 petugas yang menyambut mereka. Ibu-ibu petugas ini mengarahkan dan menginformasikan secara detail proses membuat coklat dengan melihat langsung proses mesin bekerja. Hanya 1 tempat yang para siswa ini dilarang masuk karena sterilisasi ruangan dan suhu yang telah diatur, yaitu tempat packaging. Jadi, para siswa hanya bisa melihat dari luar ruangan. Menutup kegiatan pada hari itu, yaitu dengan berfoto bersama dan Tim Socolatte memberikan buah tangan berupa sertifikat dan plakat sebagai ucapan terima kasih.
Penulis: Siti Sarayulis, S.I.Kom., M.A. (Guru Bahasa Indonesia SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe)