SISWA, ORANG TUA, DAN PROJECT DARING!
Bicara tentang perkembangan suatu negara sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Kualitas suatu negara ditentukan juga oleh kualitas pendidikannya. Negara yang berpendidikan adalah negara yang sudah pasti maju. Namun, negara yang hanya memikirkan bagaimana untuk menjadi maju, belum pasti memiliki kualitas pendidikan yang baik. Setiap negara memiliki kualitas yang berbeda-beda, semua tergantung pada bagaimana sumber daya manusianya berkarya dan menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
Perkembangan pendidikan di Indonesia sekarang ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi (gadget dan sosial media) dan pengaruh budaya luar. Sebagai negara dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, Indonesia menjadi negara yang diharapkan terus menjunjung tinggi nilai kesatuan dan persatuan. Namun, begitu banyak polemik yang terjadi di Indonesia akibat perbedaan itu sendiri. Mulai timbul kerusuhan antar ras dan suku budaya, terjadinya peperangan antar mahasiswa dan permusuhan antar agama, serta maraknya perlakuan ketidakadilan bagi rakyat kecil.
Untuk meminimalisir hal ini terus terjadi, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menanamkan nilai moral dan kecintaan terhadap Indonesia yang notabenenya akan menumbuhkan rasa cinta anak pada perbedaan yang dimiliki. Hal ini dilakukan tidak hanya oleh orang tua di lingkungan rumah, tetapi juga menjadi tugas guru di sekolah. Mencetak anak-anak bangsa yang mencintai perbedaan dan keberagaman menjadi tujuan utama untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia di masa yang akan datang.
Selalu Berinovasi
Menyingkatkan tulisan saya, saya akan membahas sedikit tentang kewajiban seorang guru dan tanggung jawab yang dimilikinya. Waktu demi waktu, pekerjaan guru masih saja sama. Guru yang berkualitas sangat dibutuhkan di dunia pendidikan, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Guru dikatakan sebagai seorang “expert” bukan karena waktu mengajar yang lebih lama. Namun, seorang guru yang dikatakan ahli adalah seorang guru yang dapat membuat perubahan positif bagi seluruh siswa di kelasnya, baik dari segi akademis, sikap, dan tingkah laku. Sebagai seorang pendidik, sudah menjadi tugas guru untuk selalu berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Everett M. Rogers (1983) berpendapat bahwa “Innovation as an idea, practice, or object that is perceived as new by an individual or another unit of adoption”. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan oleh guru di dalam kelas adalah dengan menggunakan metode dan strategi yang beragam sesuai dengan kebutuhan peserta didik itu sendiri. Metode dan strategi menjadi wajib disesuaikan dengan kondisi peserta didik agar guru memperoleh perhatian dan memunculkan ketertarikan dari peserta didik untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Project Based Learningmerupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, di mana siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya (Trianto, 2010). Project Based Learning (PjBL) menjadi salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan pilihan untuk memperoleh pencapaian yang memuaskan. Hal ini akan membiasakan peserta didik untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, melatih mereka untuk saling menghargai perbedaan pendapat, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab. Peter Senge mengemukakan bahwa “Sharing knowledge is not about giving people something or getting something from them. Sharing knowledge occurs when people are genuinely interested in helping one another, develop their capacities for action.” Dengan berbagi ilmu pengetahuan, seseorang akan merasa terpuaskan atas apa yang diberikan kepada orang lain, yang pastinya dengan hal ini pula akan meningkatkan kapasitas dan kemampuan mereka dalam proses belajar. Seperti kata Rasulullah SAW, “Sedekah yang paling utama adalah ketika seorang muslim belajar suatu ilmu, kemudian ia mengajarkannya kepada saudara muslim lainnya”. (Hadist Riwayat Ibnu Majah)
Project Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar
Pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan model Project Based Learning dapat meningkatkan kemandirian siswa, rasa tanggungjawab, dan akan meningkatkan intensitas hubungan orang tua dan anak di rumah. Rais (2010) mengemukakan bahwa model pembelajaran berbasis proyek dapat menumbuhkan nilai-nilai yang hendak dibangun dalam soft skills,seperti: pemecahan masalah, kreativitas, inovasi, kerjasama tim, kemampuan berkomunikasi dan presentasi. PjBL merupakan salah satu solusi bagi pendidik dalam menciptakan pembelajaran yang melatih kreativitas berpikir siswa dalam melakukan problem solving.
Barangkali berbeda dengan proses pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada level menengah, siswa SD masih sangat butuh dampingan orang tua dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, menempatkan orang tua menjadi fasilitator pengganti guru di rumah, adalah salah satu alternatif bagi guru dalam menciptakan pembelajaran yang tidak monoton. Memang tidak mudah dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan baik bagi siswa maupun orang tua yang juga turut andil dalam proses pembelajaran.Namun, hal ini menjadi suatu yang bernilai ketika siswa dan orang tua bisa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Winingsih (2020) menyatakan ada empat peran orang tua selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), yaitu sebagai guru, fasilitator, motivator, dan pengaruh. Orang tua berperan sebagai guru yang bertugas membimbing dan mengajar pembelajaran yang diberikan di sekolah. Orang tua berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi sarana dan pra-sarana bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Orang tua sebagai motivator bertugas memberikan semangat, dukungan, dan support kepada anak agar dapat selalu aktif, antusias dalam belajar, dan memperoleh hasil terbaik. Juga, orang tua sebagai pengaruh, yaitu memberikan kontribusi dalam mengembalikan mood anak untuk selalu menjadi pembelajar. Oleh karena itu, pada prosesnya kerja sama orang tua menjadi salah satu tonggak utama dalam menyukseskan pembelajaran.
By : Annisa Aris Tantya, S.Pd (Guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe)