Learning By Doing dan Learning By Experiencing melalui Kegiatan Diversity Day
Diversity Day merupakan salah satu cara yang efektif untuk membuat siswa mengenal dan belajar secara mendalam tentang budaya dan etnis negara Indonesia. Melalui kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis (14/11), siswa SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe menunjukkan betapa kayanya keberagaman yang dimiliki Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertemakan Keberagaman Budaya Nusantara. Berbagai pakaian adat, etnik, tarian daerah, lagu daerah, permainan daerah, bahkan legenda cerita rakyat asal-usul daerah tersebut telah mampu mereka sajikan dengan apik dan penuh makna.
Miniatur kebudayaan suku bangsa dapat kita temui di setiap stan yang disajikan oleh siswa SMP Sukma Bangsa. Kebudayaan Suku Papua disajikan di stan kelas VII Alhambra, adat Lampung dengan makanan khas dan properti di stan VII Aleppo. Terdapat keunikan stan Palembang dengan ciri khas Jembatan Ampera dan pempeknya sebagai makanan yang terkenal disajikan oleh kelas VII Ariha, etnik dari kebudayaan masyarakat Tegal dengan makanan khas dan budayanya di stan kelas VII Acropolis. Juga kelas VIII Az Zaitunnah yang tak kalah uniknya dengan menampilkan etnik Betawi. Kekhasan budaya Toraja yang begitu megah tampak di stan kelas VIII Aligarh, serta keunikan tradisi Lompat Batu dari Etnis Nias di kelas VIII Alcazar. Sungguh suatu kesatuan Indonesia yang berbalut dalam Bhineka Tunggal Ika.
Tidak hanya berfokus pada stan dengan berbagai etnis budayanya. Setiap kelas juga menampilkan tarian daerah dan lagu daerahnya masing-masing. Permainan-permainan tradisional disajikan dalam pertunjukkan yang sangat menghibur. Tentu saja semua itu merupakan proses belajar “learning by doing” dan “learning by experiencing” yang tidak mudah. Proses belajar yang kurang lebih 5 bulan ini juga mendorong peningkatan softskill mereka. Kemampuan bekerjasama dalam kreativitas, menjalin kekompakan, saling menghargai pendapat, dan tanggung jawab untuk menuntaskan peran masing-masing. Bahkan ada pula yang berjuang melawan rasa takut, tidak percaya diri, karena harus tampil di muka umum. Sungguh semua itu adalah hasil akhir yang diharapkan. Pembentukan karakter, perubahan watak, dan kebiasaan. Inilah arti belajar.
Penulis: Fitriadi, S.Pd. (Guru IPS SMP Sukma Bangsa Lhokseumawe)