Penulisan Prosa Fiksi
Lhokseumawe- Pembelajaran siswa kelas VI SDS Sukma Bangsa Lhokseumawe hari itu berbeda dari hari biasanya. Langit mendung, hujan turun. Tepatnya hari Kamis (10/2) pukul 09.10 WIB proses belajar mengajar dilaksanakan di ruang meeting sekolah. Siswa mendapatkan kesempatan belajar dari sumber lain selain guru mereka. Pelajaran bahasa Indonesia kali ini dikomandoi oleh Lina Sundana, M.Pd., seorang dosen Tadris Bahasa Indonesia IAIN Lhokseumawe. Sepak terjang beliau di dunia sastra sudah sangat jauh, seperti menjadi perwakilan Aceh ke tingkat Nasional pada Penulisan Lakon di ajang Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional). Oleh karena itu, guru bidang studi mengundang beliau untuk memberikan sedikit ilmunya pada materi “Penulisan Prosa Fiksi” untuk siswa kelas VI.
Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat menulis cerita dengan mudah. Banyak siswa yang mahir bercerita, tetapi ketika menulis dan membahasakan pikiran dalam bentuk kalimat bukanlah hal yang mudah. Sekolah juga memiliki standar lulusan pada mata pelajaran ini, yaitu siswa dapat menulis sebanyak tiga ratus kata. Jadi, guru berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan ini beriringan. Apabila siswa sudah dapat menulis sebuah cerita, nantinya cerita-cerita itu akan dibukukan dalam bentuk antologi.
Materi dibuka dengan memancing ide-ide siswa. Karena pada saat menulis, hal pertama yang harus dimiliki adalah sebuah ide. Pemateri juga menyampaikan bahwa penulis pemula baiknya memiliki premis atau logline. Hal ini bertujuan untuk membuat cerita lebih terarah dan mengikat ide. Tak hanya itu, pemateri juga memberi kiat-kiat menulis opening cerita dengan mantap serta memberi contoh hal-hal yang harus dihindari pada saat menulis permulaan cerita. Pemateri menyampaikan materinya dengan bahasa yang mudah dimengerti. Hal ini dapat dilihat dari anggukan kepala siswa tiap kali materi dijelaskan.
Komunikasi harusnya terjadi dua arah. Begitu pula dengan pembelajaran kali ini. Narasumber menunjukkan sebuah gambar pada layar infocus dan memberi kesempatan bagi seluruh siswa untuk menuliskan premis di sticky note yang diberikan oleh guru pengampu bidang studi. Selanjutnya, sticky note ditempel pada kertas plano. Bu Lina membacakan hasil karya siswa sambil merasa takjub. Ternyata, ide yang siswa curahkan ada yang mindblowing, berbeda dari pikiran orang pada umumnya. Narasumber mendeteksi adanya bibit-bibit unggul di kelas ini. Pemateri juga menyempatkan untuk melakukan ice breaking untuk melatih fokus para siswa. Beliau menegaskan bahwa saat menulis, penulis harus memiliki konsentrasi yang tinggi. Akhirnya, kelas ditutup dengan penarikan simpulan materi hari ini dan ucapan terima kasih dari para siswa juga dari guru bidang studi. Sesi foto bersama pun tak mungkin terlewatkan. (Nura Usrina)