Chemistry in Solving Climate Change Issue by Research
Sekolah Sukma Bangsa merupakan sekolah yang berkomitmen dalam mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran (community-based learning). Komitmen tersebut dituangkan dalam beragam program sekolah di antaranya program guest teacher, sebuah program yang menghadirkan guru tamu yang ahli di bidangnya. Pelajaran Kimia kelas X diampu oleh saya Sarlivanti, S. Pd., M. Pd dan Bu Fitri Handayani, S. Pd., M. Si. Salah satu materi yang terdapat di kelas X adalah Metode Ilmiah dan Peran Kimia dalam Kehidupan, saya bermaksud mengundang guru tamu yang mampu memberikan wawasan tambahan kepada siswa serta membuka cakrawala berpikir siswa untuk merancang sebuah penelitian ilmiah dan menuangkannya dalam karya tulis.
Kimia sebagai pelajaran sains memiliki kaitan erat dengan isu global yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia terhadap kondisi bumi saat ini yaitu perubahan iklim. Kami berusaha mengintegrasikan isu tersebut dalam setiap pembahasan materi kimia dan penelitian ilmiah yang akan dirancang siswa nantinya. Guru tamu yang diundang adalah Bapak Muhammad Nazar, S. Pd, MSCST, seorang dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, lulusan University of New England, Armidale, Australia.
Guru tamu menyampaikan materi tentang perubahan iklim dan contoh penelitian yang memanfaatkan limbah kopi menjadi sunblock. Anak-anak menunjukkan ekspresi heran kenapa limbah bisa menjadi sunblock, ekspresi dan pernyataan yang terlontar dari anak-anak saat pemateri menyampaikan salah satu contoh terapan kimia dalam kehidupan. Beliau juga mengulas pentingnya menggunakan sunblock mengingat cuaca panas saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh lapisan ozon yang tidak lagi mampu memfilter sinar matahari yang membawa dampak tidak baik bagi kulit. Seolah-olah sangat sepakat dengan pernyataan dari guest teacher, sehingga anak-anak membenarkan dan saling bercerita tentang sunblock yang digunakan masing-masing mereka. Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa akhir-akhir ini anak-anak di sekolah marak menggunakan sunblock, mereka mengemukakan alasan terpenting menggunakan sunblock yaitu mencegah terjadinya penuaan dini, hal ini merupakan pernyataan-pernyataan yang muncul saat pemateri sedang menyampaikan mengapa sunblock penting untuk digunakan.
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, mengingat sunblock menjadi salah satu kosmetik wajib anak perempuan di sekolah, sehingga pertanyaan yang muncul pun tak jauh dari pentingnya penggunaan sunblock. Siswa bertanya “Apakah sunblock dari limbah biji kopi memiliki sifat yang sama seperti sunblock umumnya, apakah tidak berdampak buruk bagi kulit?”. Pak Nazar memberikan penjelasan bahwa sifat sunblock sama karena memiliki komponen utama yang wajib dalam sebuah produk sunblock yaitu bahan yang membuat kulit kita terlindungi dari paparan sinar matahari, akan berdampak buruk jika produk tersebut memiliki kandungan merkuri, zat yang dipercaya sebagai pemutih yang cukup berbahaya bagi kulit.
Materi lain yang disampaikan Pak Nazar adalah apa itu perubahan iklim, penyebab dan dampak perubahan iklim dan mengajak seluruh warga bumi untuk memperkecil dampak buruk dan panjang dari krisis perubahan iklim. Salah satu materi yang membuat anak-anak khawatir, sampai ada diantara mereka yang mengatakan ngeri ya kalau dampak ini benar-benar terjadi. Materi ini juga menimbulkan pertanyaan dari Muhammad Aqshal terhadap apa yang mesti saya lakukan untuk mencegah dampak perubahan iklim. Pak Nazar memberikan penjelasan yang cukup ringan dan bisa dilakukan oleh siswa dalam kesehariannya, yaitu mematikan kipas angin dan lampu jika tidak digunakan lagi, hemat dalam menggunakan air, hemat dalam menggunakan kendaraan karena bahan bakar kendaraan menggunakan fossil fuel, mengurangi penggunaan plastik.
Kesempatan bertanya kembali dibuka dan langsung disambut oleh Zahara Pasya dengan meminta pemateri memberikan contoh lain penelitian yang berkaitan dengan penyebab dan dampak perubahan iklim. Pak Nazar memberikan contoh penelitian tentang global warming dengan membuat simulasi global warming menggunakan kardus yang dilengkapi dengan lampu didalamnya. Selain kardus siswa juga dapat menggunakan media lain seperti wadah aquarium. Dalam proses simulasi ini siswa akan mencatat suhu yang ditampilkan pada termometer setiap 3 menit sekali selama 20 menit. Siswa diminta untuk membuat pembahasan hubungan waktu dan suhu pada kedua wadah pemodelan tersebut. Melalui simulasi ini, siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai global warming dan dampaknya. Dengan pemahaman ini, diharapkan rasa tanggungjawab dalam menjaga kelestarian lingkungan akan muncul dari siswa.
Sebagai guru kimia, saya dituntut untuk aktif mengikuti perkembangan isu perubahan iklim dan wajib memberi edukasi bagi peserta didik dan lingkungan sekitar. Peran guru kimia menjadi sangat stategis dalam mengenalkan, memahamkan, dan mendorong peserta didik untuk berperan dalam aksi pengendalian perubahan iklim. Guru butuh untuk membicarakan atau membahas hal ini secara mendalam dengan siswa, guru butuh untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada siswa tentang isu perubahan iklim untuk menciptakan rasa kekhawatiran siswa dan konsekuensi terhadap dampak perubahan iklim. Sebagai guru selayaknya memberikan dukungan dan arahan bagi siswa dalam mengembangkan ragam aksi untuk mencegah dampak perubahan iklim. Selain itu membudayakan aksi pengendalian perubahan iklim dalam lingkungan sekolah menjadi kebiasaan menjadi bagian tidak kalah penting. Hal ini yang mendasari saya untuk menjadikan tema ini dalam materi Peran Kimia dalam Kehidupan, sebagai langkah pemantik bagi siswa dalam membumikan isu perubahan iklim.
Di akhir sesi siswa diberikan kesempatan untuk menuliskan ide penelitian sederhana yang akan dirancang dalam kelompok, tema penelitiannya tentang peran kimia dalam pencegahan perubahan iklim. Diskusi berjalan lancar, siswa menunjukkan rasa curiosity yang luar biasa terhadap ide penelitian yang akan dilakukan didalam kelompoknya. Keseriusan dalam diskusi mereka tunjukkan dengan melahirkan beragam ide penelitian, di antaranya membuat alat penyerap karbon buatan, meneliti dampak global warming pada ekosistem di lautan, membuat produk daur ulang dari sampah, membuat baterai dari koin, menguji dampak pencemaran udara terhadap kualitas air. Ide tersebut akan menjadi action nyata yang dalam pelaksanaannya akan didampingi oleh guru mata pelajaran. Besar harapan dengan mengintegrasikan dampak perubahan iklim dalam kurikulum akan melahirkan sebuah pembiasaan baik bagi siswa dan dapat menjadi agen perubahan yang akan menyelamatkan bumi.
By : Sarlivanti, S. Pd., M. Pd. (Guru Kimia SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe)